Bamsoet Sebut RI Bisa Jadi Hub Kripto Dunia, Asal...

Bamsoet Sebut RI Bisa Jadi Hub Kripto Dunia, Asal...

Atta Kharisma - detikFinance
Selasa, 06 Sep 2022 15:27 WIB
Bamsoet
Foto: MPR
Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengungkapkan fenomena kripto sebagai instrumen investasi serta alat transaksi di beberapa negara seperti El Salvador, Honduras dan Guatemala telah menciptakan paradigma baru pada sektor keuangan. Bamsoet juga meyakini Indonesia bisa jadi hub kripto dunia asalkan infrastruktur pengaturan dan pengawasan aset kripto dipersiapkan dengan baik.

Menurut Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini, pemerintah harus melakukan antisipasi agar perkembangan aset kripto bisa dimaksimalkan. Hal ini demi meningkatkan kemakmuran warga dunia, bukannya menjadi lahan pencucian uang atas narkoba, terorisme maupun korupsi.

"Saya meyakini Indonesia bisa menjadi hub kripto dunia, khususnya di wilayah Asia Tenggara. Untuk itu perlu dipersiapkan infrastruktur pengaturan dan pengawasan aset kripto termasuk tradingnya. Misalnya dengan menghadirkan Digital Future Exchange sebagai bursa kripto resmi. Langkah ini membutuhkan komitmen dari segenap pemangku kepentingan, khususnya Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan, untuk duduk bersama dan merumuskan kerangka kebijakan yang komprehensif dan implementatif," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (6/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bamsoet menjelaskan kripto semakin memikat masyarakat Indonesia lantaran memiliki karakteristik menyerupai logam mulia emas dengan jumlah yang terbatas, diperoleh melalui 'menambang', resistansi yang lebih kuat terhadap inflasi serta didukung penggunaan sistem kerja blockchain yang dinilai lebih aman.

Hingga Juni 2022, lanjut Bamsoet, tercatat 15,1 juta masyarakat Indonesia sudah menjadi investor aset kripto. Jumlah ini melebihi investor pasar modal yang hanya mencapai 9,1 juta investor.

ADVERTISEMENT

"Hingga periode awal tahun 2022, pasar kripto Indonesia menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan dikabarkan urutan 30 dunia. Sepanjang tahun 2021 saja, akumulasi nilai transaksi aset kripto tumbuh dengan angka kapitalisasi yang fantastis, mencapai hampir Rp 900 triliun atau tepatnya Rp 859 triliun. Jauh lebih besar dibandingkan kemampuan pasar modal konvensional yang jumlahnya di kisaran Rp 363,3 triliun," paparnya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua Umum SOKSI ini menerangkan dari aspek nilai transaksi, kripto memang cenderung mengalami penurunan, terutama sejak awal tahun 2022.

Sebagai informasi, nilai transaksi kripto Januari tercatat Rp 42,14 triliun, turun Rp 14,77 triliun dari periode Desember 2021. Bahkan pada Juni 2022, nilai transaksi kripto tercatat hanya Rp 20 triliun, turun 65,5% dibanding periode Juni 2021 sebesar Rp 58,06 triliun.

"Penyusutan tersebut antara lain disebabkan anjloknya nilai aset kripto dalam beberapa waktu terakhir yang juga dialami pasar kripto global yang saat ini masih mengalami tekanan. Saat ini kapitalisasi pasar aset kripto global turun di bawah US$ 1 triliun, terendah sejak Februari 2021," tutur Bamsoet.

Baca Selanjutnya >>>

"Faktor lain yang juga memiliki andil, misalnya pengetatan kebijakan The Fed menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi, kebimbangan investor menentukan posisi masuk atau keluar, atau faktor pelemahan pasar saham AS," sambungnya.

Berbanding terbalik dengan penurunan nilai aset kripto, Bamsoet mengatakan jumlah pelanggan aset kripto di Indonesia justru mengalami peningkatan. Pada Juni 2022, saat nilai aset kripto anjlok pada angka Rp 20 triliun, penambahan jumlah pelanggan aset kripto justru naik signifikan hingga 146,15% dibandingkan Juni 2021.

Lebih lanjut, hasil survei Finder Crypto Adoption yang dilakukan di 26 negara pada Agustus 2022 melaporkan bahwa kepemilikan aset kripto orang Indonesia mencapai 29,8 juta dengan persentase 16%. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata global yang sebesar 15%.

"Fenomena tersebut menggambarkan bahwa aset kripto di Indonesia masih memiliki potensi untuk terus berkembang. Dengan jumlah penduduk sekitar 275 juta jiwa, serta didukung berbagai kebijakan pemerintah, antara lain pembuatan regulasi terkait transaksi aset kripto, misalnya terkait pajak, pencegahan/penindakan aksi pencucian uang, pengaturan ekosistem perdagangan kripto, dinilai mulai memberi rasa aman bagi konsumen," terang Bamsoet.

"Kementerian Perdagangan melalui Bappebti juga telah menetapkan daftar aset kripto legal di Indonesia mencapai 383 jenis. Aspek legalitas ini menjadi faktor penting yang dapat mendorong pertumbuhan pasar kripto di Indonesia menjadi semakin meningkat," tandasnya.

Sebagai informasi, Bamsoet menjadi keynote speaker dalam Sesi Paralel Think-20 (T-20) Indonesia Summit 2022. Kegiatan ini memegang peran penting dalam memberikan rekomendasi analitis kepada Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 dalam upaya mengubah masa depan dunia ke arah yang lebih baik. Acara ini mengangkat tema 'Contextualizing crypto asset within the hard reality of finance: Does it have a role or is it simply a heresy?'.

Turut hadir sebagai panelis dalam kegiatan tersebut antara lain Senior Partner Baker and McKenzie Australia Mr. Bill Fuggle, Senior Executive Vice President sekaligus Wakil Ketua Grup Keuangan dan Gugus Tugas-7 T-20 Mr. Reza Yamora Siregar dan Kepala Bidang Pengawasan OJK Henry Rialdy.

Hadir pula Chair T20 Indonesia Bambang Brodjonegoro, CEO Raiz Invest Indonesia Fahmi Arya Wicaksana, Komisaris Raiz Invest Indonesia Michael Nathaniel Luhukay, Komisaris Raiz Solusi Indonesia Firdaus Djaelani, Anggota DPR RI Robert Joppy Kardinal, Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Rizal Edy Halim, serta Ketua Indonesia Crypto Consumer Association (ICCA) Rob Rafael Kardinal.


Hide Ads