"Faktor lain yang juga memiliki andil, misalnya pengetatan kebijakan The Fed menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi, kebimbangan investor menentukan posisi masuk atau keluar, atau faktor pelemahan pasar saham AS," sambungnya.
Berbanding terbalik dengan penurunan nilai aset kripto, Bamsoet mengatakan jumlah pelanggan aset kripto di Indonesia justru mengalami peningkatan. Pada Juni 2022, saat nilai aset kripto anjlok pada angka Rp 20 triliun, penambahan jumlah pelanggan aset kripto justru naik signifikan hingga 146,15% dibandingkan Juni 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, hasil survei Finder Crypto Adoption yang dilakukan di 26 negara pada Agustus 2022 melaporkan bahwa kepemilikan aset kripto orang Indonesia mencapai 29,8 juta dengan persentase 16%. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata global yang sebesar 15%.
"Fenomena tersebut menggambarkan bahwa aset kripto di Indonesia masih memiliki potensi untuk terus berkembang. Dengan jumlah penduduk sekitar 275 juta jiwa, serta didukung berbagai kebijakan pemerintah, antara lain pembuatan regulasi terkait transaksi aset kripto, misalnya terkait pajak, pencegahan/penindakan aksi pencucian uang, pengaturan ekosistem perdagangan kripto, dinilai mulai memberi rasa aman bagi konsumen," terang Bamsoet.
"Kementerian Perdagangan melalui Bappebti juga telah menetapkan daftar aset kripto legal di Indonesia mencapai 383 jenis. Aspek legalitas ini menjadi faktor penting yang dapat mendorong pertumbuhan pasar kripto di Indonesia menjadi semakin meningkat," tandasnya.
Sebagai informasi, Bamsoet menjadi keynote speaker dalam Sesi Paralel Think-20 (T-20) Indonesia Summit 2022. Kegiatan ini memegang peran penting dalam memberikan rekomendasi analitis kepada Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 dalam upaya mengubah masa depan dunia ke arah yang lebih baik. Acara ini mengangkat tema 'Contextualizing crypto asset within the hard reality of finance: Does it have a role or is it simply a heresy?'.
Turut hadir sebagai panelis dalam kegiatan tersebut antara lain Senior Partner Baker and McKenzie Australia Mr. Bill Fuggle, Senior Executive Vice President sekaligus Wakil Ketua Grup Keuangan dan Gugus Tugas-7 T-20 Mr. Reza Yamora Siregar dan Kepala Bidang Pengawasan OJK Henry Rialdy.
Hadir pula Chair T20 Indonesia Bambang Brodjonegoro, CEO Raiz Invest Indonesia Fahmi Arya Wicaksana, Komisaris Raiz Invest Indonesia Michael Nathaniel Luhukay, Komisaris Raiz Solusi Indonesia Firdaus Djaelani, Anggota DPR RI Robert Joppy Kardinal, Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Rizal Edy Halim, serta Ketua Indonesia Crypto Consumer Association (ICCA) Rob Rafael Kardinal.
(fhs/hns)