Sadis! Investasi Kripto Kini Cuma Bikin Frustrasi

Sadis! Investasi Kripto Kini Cuma Bikin Frustrasi

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 07 Des 2022 08:05 WIB
Survei: Setengah Pemilik Baru Kripto Pemain Baru, Terbanyak dari Brasil dan Indonesia
Foto: DW (News)
Jakarta -

Aset kripto bukan lagi mengalami 'musim dingin', namun kini sudah berada di ujung tanduk kehancuran. Cerita-cerita frustrasi dari para investor kripto mulai bermunculan.

Salah satunya datang dari investasi kripto dari Jad Fawaz, seorang trader penuh waktu asal Abu Dhabi. Fawaz mengaku dirinya sudah di ambang kebangkrutan karena investasi aset kripto.

Pria berusia 45 tahun ini sebelumnya sampai berhenti dari pekerjaannya di sektor real estate tahun lalu untuk fokus menjadi trader kripto. Tapi justru sial yang didapatkan Jas Fawaz saat ini, kepemilika kriptonya telah menguap dalam beberapa bulan terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saking frustrasinya, dia mengaku sampai tidak bisa tidur tenang dalam seminggu terakhir karena stres memikirkan uangnya yang hilang menguap entah ke mana.

"Saya hampir bangkrut. Saya hanya bisa tertawa sekarang karena tidak ada gunanya mengerahkan lebih banyak depresi dan lebih banyak frustrasi karena kripto," kisah Jad Fawaz dikutip dari Reuters, Rabu (7/12/2022).

ADVERTISEMENT

Jad Fawaz bercerita dia pernah memiliki setidaknya 40 koin, kemudian jumlahnya berkurang jadi 20 koin. Kemudian secara bertahap terus berkurang lagi ke 10 koin, 5 koin, hingga kini dirinya cuma punya 2 keping koin kripto.

Keping koin yang kini disimpannya hanya bersisa dua jenis. Bitcoin dan juga Ripple XRP. Dia mengaku hidup matinya kini bagaikan tersisa di dua koin tersebut.

"Saya memiliki sekitar 40 koin dan kemudian saya turun menjadi 20 koin lalu saya turun menjadi 10 koin, turun menjadi 5 koin dan sekarang saya turun ke 2 koin terakhir, dan itu adalah Bitcoin dan Ripple XRP. Jadi ini adalah 2 koin terakhir dan saya akan mati sebelum menjualnya," ujar Jad Fawaz.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Tahun 2022 merupakan tahun yang brutal bagi investor kripto. Harga Bitcoin saja telah turun 63%, sementara kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan telah kehilangan nilai US$ 1,63 triliun.

Apalagi, dengan imbas bursa kripto FTX Sam Bankman-Fried yang mengalami kehancuran bagaikan menusuk duri tajam dalam-dalam ke tengah pasar.

Linda Obi, seorang investor kripto lainnya asal kota Lagos, Nigeria menyatakan pertumpahan darah telah terjadi di jagat aset kripto. Bukan lagi musim dingin, namun kehancuran sudah ada di depan mata.

"Ini bukan musim dingin lagi, ini adalah pertumpahan darah, karena krisis FTX seperti domino yang menggulingkan begitu banyak perusahaan," kata Linda Obi.

Wanita berusia 38 tahun yang juga bekerja di perusahaan blockchain Zenith Chain itu mengatakan dia adalah investor jarak jauh dengan pengalaman investasi lima tahun pada aset kripto. Namun dia mengaku saat ini telah memperdagangkan semua aset kriptonya, termasuk altcoin dan memecoin.

Linda Obi menyatakan telah terjadi tren ikut-ikutan alias fear of missing out (FOMO) di tengah investasi aset kripto. Hal ini juga didorong dengan banyaknya gembar-gembor yang dilakukan influencer hingga selebritis soal keuntungan aset kripto.

"Saya akan sangat jujur, saya pikir ada banyak hype di sekitar crypto, dengan pemasaran influencer dan selebriti favorit Anda berbicara tentang kripto," kata Linda Obi.

Sangat banyak menurutnya, investor baru yang asal masuk tanpa melakukan penelitian apapun soal aset kripto. Ujungnya kerugian terjadi di mana-mana karena tren ikut-ikutan.

"Orang-orang tidak meneliti, dan langsung masuk, dan itu harus berubah. Kami telah mulai melakukan percakapan serius tentang bagaimana kami benar-benar dapat membersihkan dan mengiklankan ruang tersebut," ungkap Linda Obi.


Hide Ads