Perusahaan otomotif asal Italia, Ferrari, mengumumkan bahwa mobil-mobilnya di Amerika Serikat (AS) sekarang sudah bisa dibeli menggunakan mata uang kripto atau cryptocurrency. Kebijakan tersebut diambil merespons permintaan sejumlah pelanggannya yang notabene adalah orang-orang kaya.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (14/10/23), Ferrari (RACE.MI) mengumumkan pembayaran dengan mata uang kripto untuk pembelian berbagai produk mobil mewahnya di AS. Hal serupa pun bakal diterapkan di Eropa di waktu yang akan datang.
Chief Marketing dan Commercial Officer Ferrari, Enrico Galliera, mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil perusahaan berdasarkan permintaan sejumlah pelanggan kaya mereka. Sebab, para pelanggan diketahui juga berinvestasi di cryptocurrency.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa (klien kami) adalah investor muda yang telah membangun kekayaan mereka karena cryptocurrency. Beberapa di antaranya lagi adalah investor tradisional yang ingin mendiversifikasi portofolio investasi mereka," ucap Enrico kepada Reuters.
Sebanyak 1.800 mobil Ferrari diketahui sudah terjual di Benua Amerika pada paruh awal 2023, termasuk AS. Kendati demikian, Enrico tidak menjelaskan berapa jumlah mobil Ferrari yang ditarget bisa terjual dengan mata uang kripto.
Yang jelas, ia mengatakan portofolio pesanan perusahaan saat ini masih kuat. Berbagai mobil bahkan sudah terpesan penuh atau fully booked hingga 2025. Enrico mengatakan Ferrari menerima mata uang kripto karena ingin menguji perluasan usahanya di dunia mata uang digital.
"Ini akan membantu kami terhubung dengan orang-orang yang belum tentu merupakan klien kami namun mungkin mampu membeli Ferrari," katanya.
Berdasarkan catatan perusahaan, Ferrari telah menjual total 13.200 mobil pada 2022, dengan rata-rata harga jual US$ 211,000 atau Rp 3,3 miliar (Kurs Rp 15.700) sampai US$ 2 Juta atau Rp 31,3 miliar.
Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) menjadi pangsa pasar terbesar Ferrari. Wilayah EMEA menyumbang sebanyak 46% dari total penjualan perusahaan pada paruh awal 2023. Perusahaan pun bakal mengekspansi penggunaan mata uang kripto untuk penjualan mobil di Eropa pada paruh awal 2024.
Gandeng Bitpay
Guna menyukseskan hal tersebut, Ferrari menggandeng salah satu perusahaan pembayaran cryptocurrency di dunia yakni Bitpay. Untuk fase awal proses pembelian, Enrico mengatakan pihaknya mengizinkan penggunaan mata uang kripto jenis Ethereum dan USDC. Kedua, cryptocurrency itu disebut tidak terlalu volatil.
"Harga (mobil) tidak akan berubah, tidak ada fee dan tidak ada biaya tambahan jika menggunakan cryptocurrency," ucap Enrico.
Dalam proses transaksi, Enrico mengatakan Bitpay akan langsung merubah mata uang kripto yang diterima menjadi mata uang konvensional untuk mencegah perubahan harga.
Kemudian untuk memastikan bahwa mata uang kripto berasal dari sumber yang sah, yakni tidak berasal dari aktivitas kriminal, hasil pencucian uang, maupun penghindaran pajak. Bitpay akan melakukan pengecekan ganda terhadap sumber mata uang virtual tersebut.
"Ini adalah salah satu tujuan utama kami, menghindari, baik dealer maupun kami, untuk menangani mata uang kripto secara langsung agar terlindung dari fluktuasi yang luas," ucap Enrico. Pria berusia 55 tahun ini pun mengatakan mayoritas penjual Ferrari di AS telah sepakat dengan skema tersebut.
"Saya yakin yang lain akan bergabung segera," ucapnya.
Dari sisi pasar, keputusan Ferrari untuk menerima mata uang kripto sebagai model pembayaran cukup mengejutkan. Sebab, mayoritas perusahaan besar yang sudah meluncur di bursa saham melihat volatilitas atau cepatnya perubahan harga mata uang kripto tidak praktis dalam proses transaksi.
Selain itu, persoalan regulasi dan tingginya penggunaan energi dalam proses penambangan cryptocurrency juga menghambat penggunaan mata uang kripto sebagai model pembayaran.
Pada 2021, perusahaan Tesla (TSLA.0) milik Elon Musk menjadi salah satu perusahaan besar di dunia pertama yang menerima cryptocurrency sebagai model pembayaran. Kendati demikian di tahun yang sama, keputusan tersebut dicabut akhirnya Elon Musk karena pertimbangan lingkungan.
(eds/eds)