Perlindungan data pribadi menjadi salah satu prioritas pembahasan dalam acara Bulan Fintech Nasional (BFN). Isu ini menjadi penting karena kasus data pribadi seringkali bersinggungan dengan aktivitas fintech.
Lewat gelaran BFN 2023 ini, OJK, asosiasi, dan juga pelaku industri di bidang fintech berupaya untuk terus meningkatkan literasi masyarakat mengenai ragam dan produk finansial teknologi yang aman dan legal. Selain itu masyarakat juga diingatkan mengenai risiko-risiko yang harus dipertimbangkan konsumen dalam menggunakan layanan fintech, dan perlindungan data pribadi.
"Untuk menjawab tantangan terhadap perlindungan data pribadi, tetap Sumber Daya Manusia itu kunci utamanya. Karena kecerobohan satu orang dapat berdampak kepada semuanya. Selain itu, itikad baik antara pelanggan dan pelaku usaha tentunya harus dijaga," ujar Wakil Ketua Umum IV Aftech dan CEO Privy, Marshall Pribadi dalam keterangannya, Minggu (26/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marshall menambahkan, perlindungan data pribadi dan keamanan siber di era digital saat ini sangat penting. Menjaga privasi dan keamanan data pribadi adalah prioritas utama sehingga perusahaan fintech hendaknya memperkuat sistem perlindungan data pribadi bagi konsumennya.
"Dalam mengelola keamanan siber suatu perusahaan juga memerlukan pandangan yang holistik, jadi seluruh elemen di perusahaan harus sadar terhadap cyber security masing-masing," ujar Marshall.
Penggunaan tanda tangan elektronik tersertifikasi dan identitas digital untuk mengamankan transaksi keuangan dan perjanjian di dunia digital menjadi salah satu cara dalam memastikan keamanan siber. Menurut Marshall, penggunaan satu identitas dan kata sandi akan meningkatkan keamanan karena mengurangi jumlah kredensial yang harus dikenal dan disimpan. Selain itu, bisa meminimalisir risiko kebocoran informasi pribadi saat beraktifitas digital untuk bisnis maupun dalam keseharian.
Privy sebagai salah satu perusahaan rintisan tanda tangan elektronik tersertifikasi di Indonesia dan anggota AFTECH turut berpartisipasi dalam gelaran BFN dengan memberikan edukasi mengenai pentingnya identitas digital dan TTE tersertifikasi yang aman, legal, dan terpercaya melalui rangkaian kegiatan dan promo menarik.
Sementara itu Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset kripto OJK, Hasan Fawzi sebelumnya mengatakan, kegiatan ini menambah kesadaran konsumen terhadap perkembangan dan risiko keuangan digital, termasuk penggunaan serta perlindungan data pribadi masyarakat. Menurutnya, perlunya peran dan dukungan semua pihak untuk menciptakan ekosistem keuangan digital yang sehat.
"Regulator harus berinovasi secara berkelanjutan dan berkomitmen pada praktik bisnis yang bertanggung jawab sekaligus meningkatkan literasi keuangan masyarakat untuk mengambil keputusan keuangan yang bijak," ucapnya.
(acd/das)