Bangka Belitung - Usaha olahan ikan yang menjadi panganan dan oleh-oleh khas Bangka Belitung seperti getas, kemplang dan kerupuk mendatangkan cuan sampai Rp 50 Juta/pekan. Wow!
Foto Bisnis
Dari Olahan Ikan, Pasutri Ini Raup Cuan Rp 50 Juta/Pekan

Menjadi daerah kepulauan membuat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki beragam olahan ikan. Sebut saja getas, kemplang, mie kuah ikan (mie koba), dan olahan laut lainnya. Bisnis ini juga yang dilakukan oleh M. Tawil bersama istrinya yang terletak di Kabupaten Bangka Tengah, Pulau Bangka.
Awalnya, usaha rumahan ini dimulai pada 2017 silam. Sang istri bercerita ingin bekerja dengan orang lain di usaha sejenis. Saat itu, Tawil pun mengatakan kalau sang istri memiliki pengalaman yang lebih dalam membuat getas, sehingga ia menyarankan untuk mencoba mulai memproduksinya sendiri.
Adapun produk yang dibuat antara lain getas ikan, getas cumi, getas tinta, getas udang, getas telur kepiting dan ampyang ikan, ampyang cumi, ampyang tinta, ampyang udang, ampyang telur kepiting.
Saat memulai usaha, pasutri ini hanya bermodalkan Rp 15 Juta dari hasil dirinya melaut. Ia pun membelikan uang tersebut mesin pendingin, penggorengan, bahan baku dan bahan lainnya demi bisnis bisnisnya bersama sang istri.
Dengan modal awal Rp 15 juta itulah ia merekrut 2 karyawan, usaha itupun moncer dan menghasilkan hingga kini. Setelah dicoba ternyata berhasil, kemudian jalan tahun-tahun berikutnya dan karyawannya terus bertambah menjadi 5 orang.
Tantangan pun ia rasakan, saat dirinya harus memasarkan produk-produk yang dihasilkannya itu di pasaran. Akhirnya pasutri ini belajar dengan teman-temannya di Kota Pangkal Pinang, mulai dari mengemas hingga memberikan label halal.
Permintaan produknya itu semakin banyak saat menjelang hari raya lebaran. Ia pun mulai menambah lagi karyawannya guna memenuhui permintaan pasar.
Di tahun 2018, mereka lagi-lagi terbentur akan dana untuk mengembangkan lebih lanjut bisnisnya. Saat itulah, PT Timah hadir dan membantu modal untuk mengembangkan bisnis pasutri ini dengan bantuan modal sebesar Rp 60 juta.
Tak hanya membantu modal, PT Timah juga membantu mereka memasarkan produknya. Alhasil, seluruh kegiatan bina nelayan dan laut itu mereka lepaskan demi fokus menjalankan usaha ini. Ketika modalnya kurang ia pun minta bantuan lagi ke PT Timah.
Gayung bersambut, kini usaha milik pasutri yang diberi nama Afifah ini sudah berkembang pesat. Karyawan yang tadinya hitungan jari, kini sudah berkembang hingga 29 karyawan. Bahkan, ia juga mengakui penghasilannya ketika sebelum mendapatkan modal dari PT Timah dan kini jauh berbeda meningkat berkali-kali lipat.
Kini, Ia bak sultan di desanya dengan omzet dan juga produksi yang fantastis. Bagaimana tidak, dalam satu minggu, dirinya bisa memproduksi 500 kg olahan ikan. Untuk sekali produksi dalam satu minggu itu modalnya Rp 30 juta dan bisa menghasilkan sampai Rp 50 juta belum termasuk potongan untuk karyawan dan lain-lainnya.
Ia pun menjual produk dalam harga yang bervariasi. Untuk getas cumi misalnya, dijual dalam ukuran 250 gram yaitu Rp 30.000 per bungkusnya. Adapun kisaran harga, per 1 kilonya ada di angka Rp 120.000 untuk cumi dan Rp 100.000/kg untuk ikan.
Ia pun berharap bantuan dari PT Timah tidak berhenti sampai saat ini saja. Ia juga bermimpi untuk memperluas lagi ruangan produksinya saat ini sehingga dapat menambah jumlah pekerja lebih banyak lagi.
Sebagai informasi, detikcom bersama MIND ID mengadakan program Jelajah Tambang berisi ekspedisi ke daerah pertambangan Indonesia. detikcom menyambangi kota-kota industri tambang di Indonesia untuk memotret secara lengkap bagaimana kehidupan masyarakat dan daerah penghasil mineral serta bagaimana pengolahannya.
Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/jelajahtambang.
Produk olahan ikan ini diberi label Afifah.