Sri Lanka - Pemerintah Sri Lanka menerapkan pemadaman listrik bergilir di seluruh negeri. Krisis ekonomi membuat kelangkaan bahan bakar dan melumpuhkan jaringan listrik.
Foto Bisnis
Krisis Ekonomi Paksa Sri Lanka Lakukan Pemadaman Listrik Bergilir

Melansir AP, Jumat, (11/3/2022), Sri Lanka mengalami pemadaman listrik berjam-jam setiap hari karena tidak dapat mengoperasikan turbin karena kekurangan bahan bakar. Pemerintah hanya memiliki sedikit mata uang asing untuk membayar impor minyak.
Pemadaman listrik berlangsung selama 7,5 jam sehari, memaksa anak-anak untuk belajar di bawah lampu minyak tanah buatan, nelayan membatasi penangkapan ikan, toko-toko dan industri untuk membatasi produksi bisnis.
Seorang pengecer Sri Lanka menggunakan truk bertenaga dieselnya untuk menerangi outlet penjualannya di Kelaniya, di pinggiran Kolombo, Sri Lanka.
Para menteri pemerintah telah mengakui bahwa mereka berjuang untuk membayar kapal-kapal yang berlabuh di pelabuhan Kolombo sebelum menurunkan stok bahan bakar mereka. Cuaca kering juga membatasi produksi pembangkit listrik tenaga air di waduk yang menyusut.
Presiden Gotabaya Rajapaksa pekan lalu memecat Udaya Gammanpila sebagai menteri energi setelah dia secara terbuka membahas besarnya krisis dan mengkritik pihak berwenang karena tidak memprioritaskan impor.
Cadangan devisa Sri Lanka telah menyusut karena sektor pariwisatanya sangat terpengaruh oleh pandemi COVID-19 dan ekspor turun. Selain itu, negara harus membayar miliaran dolar dalam utang luar negeri untuk proyek infrastruktur yang tidak menghasilkan uang.
Kewajiban pembayaran pinjaman tahun ini saja menelan biaya hampir 7 miliar dolar AS.
Warga Sri Lanka mengantre untuk membeli solar di sebuah pompa bensin di Kolombo, Sri Lanka. Mereka mengantre sepanjang beberapa kilometer di dekat pom bensin. Bus penumpang dan truk pengangkut barang tidak dapat beroperasi seperti biasa.