Banten - Akbar Fadilah adalah satu dari sebagian kurir TIKI yang bertugas mengirimkan paket barang hingga ke daerah pedalaman seperti Baduy Dalam dan Baduy Luar.
Foto Bisnis
Potret Perjuangan Kurir Paket hingga ke Pedalaman Baduy

Proses pengantaran ke daerah Baduy tak bisa sembarangan mengantarkan sampai ke depan rumah seperti biasanya. Tapi Akbar harus memarkirkan kendaraannya di dekat patung Baduy atau terminal Ciboleger yang merupakan shelter terakhir kendaraan.
Sisanya ia harus berjalan kaki menuju perkampungan Baduy Luar. Biasanya ia mengirimkan paket ke sekitar Baduy itu dengan jadwal seminggu dua kali pada Senin dan Kamis.Β
Area pengiriman dan pengantarannya Akbar itu hingga ke wilayah Leuwidamar-Cirinten termasuk Baduy. Biasanya akbar mulai bersiap dari kantor TIKI Rangkasbitung sekitar pukul 10.00 pagi hingga selesai. Ia mulai menyortir barang-barang yang akan dibawanya.
Dalam prosedur pengiriman ia juga melakukan scan barcode yang ada pada resi yang tertempel di paket.Β Beginilah proses setelah ia sortir dan petakan rute yang akan ditempuhnya.
Kira-kira, dari patung Baduy untuk menuju Kampung Kadu Ketug III tujuannyaΒ harus melalui jalan yang menanjak sekitar 20-30 menit. Pada sisi kiri dan kanan berjajar rumah yang di depannya juga dijadikan toko-toko warga untuk menjual makanan, suvenir sampai beras.
Perjalanan mengantarakan paket menuju Ciboleger yaitu salah satu dari pintu masuk ke Desa Baduy. Akbar pun langsung menuju Kampung Kadu Ketug III yang berjarak sekitar kurang lebih 1Β kilometer untuk melakukan pengiriman atau penjemputan paket/barang.
Semua yang ada di desa Baduy Luar ini dilakukan secara tradisional. Meskipun sudah ada HP yang bisa digunakan, tapi listrik tetap tak boleh ada. Semua orang yang ada dan masuk Baduy harus berjalan kaki untuk sampai ke alamat tujuan.
Rumah panggung milik warga Baduy Luar mulai terlihat berjejer, orang-orang Baduy pun menyambut ramah dengan senyuman dan sapaan kepada warga yang datang. Seperti ini salah satunya.
Hampir sebagian besar di depan rumah mereka banyak kain-kain dan pernak-pernik yang dipajang. Tak cuma itu ada juga madu, kopi sampai gula aren yang dijajakan dan bisa untuk dibeli oleh para wisatawan.
Sekadar informasi Desa Kadu Ketug ini adalah desa pertama yang ada di wilayah Baduy Luar yang bisa diakses lewat Desa Ciboleger. Berjalan kaki sekitar 20-30 menitΒ untuk sampai ke tempat tujuan menjemput paket.Β
Salah satu pebisnis dari Baduy Luar yang kami sambangi kala itu adalah Ako Sarka. Ia pun menceritakanΒ dirinya menjual berbagai cinderamata Baduy tak cuma di depan rumahnya, tapi juga di ecommerce dan media sosial.
Penjualan dengan internet ini membuat jangkauannya semakin luas ke seluruh Indonesia. Sekadar informasi suku Baduy terbagi dua menjadi Baduy Luar dan Baduy Dalam. Di Baduy Luar, warganya boleh menggunakan barang elektronik dan bisa menggunakan alat transportasi di luar sana.
Oleh karena itu Sarka bisa menjual suvenir yang dibuat bersama istrinya melalui marketplace dan toko online di Instagram. Untuk penjualan di rumahnya, Sarka juga memiliki QR code dari QRIS. Dia menyebutkan dengan QRIS ini juga memudahkan para pembeli yang kehabisan uang tunai.Β Sementara, untuk ongkos kirim biasanya dibayar tunai atau transfer untuk memudahkan para konsumen.
Sarka mengungkapkan, untuk pengiriman biasanya dia memanfaatkan jasa jemput paket, hal ini untuk mempermudah penjualan. Salah satunya dari TIKI yang menyediakan jasa jemput paket tanpa biaya tambahan. Biasanya Sarka menghubungi pihak TIKI dan janjian mengatur waktu untuk penjemputan barang yang akan dikirim kepada pembeli.
Harga suvenir handmade yang ditawarkan mulai dari Rp 35 ribu hingga Rp 200 ribu ini tergantung dari ukuran dan motif. Ada juga kain tenun yang dibanderol mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 1,5 juta. Tergantung dari ukuran dan lamanya pembuatan.