"Pernah tahun 1998 di Prancis," kata Ketua Umum Asosiasi Industri Olahraga Nasional Indonesia (Asioni) Irwan Suryanto.
Irwan yang merupakan pemilik PT Sinjaraga Santika Sport (Triple S) ini mengatakan, perusahaannya menjual bola saat itu seharga US$ 8 per buah. Sayangnya Irwan tak menyebutkan berapa jumlah bola yang diekspor pada waktu itu.
"Harga segitu sudah sangat besar," katanya.
Menurut Irwan, bola Triple S adalah satu-satunya bola yang memiliki sertifikat standard FIFA. Hal ini lah yang membuat bola asal Majalengka bisa diakui di pasar ekspor.
"Hanya kualitas kita satu-satunya di Indonesia yang punya standard FIFA. Kalau bola sudah punya standard approve atau inspect itu sudah bisa dipakai. Jadi pemain tidak boleh menolak," paparnya.
Tahun ini, Irwan kembali mengirimkan 1 juta buah bola untuk gelaran Piala Dunia 2014 di Brasil. Namun bukan untuk dipakai di dalam pertandingan melainkan hanya untuk acara-acara pendukung seperti sponsor, merchandise, dan lain sebagainya.
"Kalau sampai sekarang produk kita juga masih dipakai tim Kuwait. Masih ada sampai sekarang," tutup Irwan.
Irwan mengatakan, setidaknya ada 1 juta buah bolah sepak yang dikirim Indonesia untuk pergelaran Piala Dunia 2014 di Brasil. Irwan mengatakan, PT Sinjaraga Santika Sport (Triple S) mengekspor sebanyak 1 juta unit bola ke Brasil untuk keperluan piala dunia. Triple S merupakan merek dagang milik Irwan, yang basis produksinya ada di Majalengka, Jawa Barat.
"1 juta kita ke Brasil, hanya untuk sponsor saja. Sponsor itu bisa pesan 50.000, 25.000," kata Irwan.
Bola-bola tersebut tidak dipakai dalam laga piala dunia, melainkan dijual di toko-toko olahraga, sponsor yang ikut memeriahkan gelaran piala dunia tersebut. Produk bola Triple S diklaim sebagai produk bola buatan Indonesia yang satu-satunya mengantongi sertifikat FIFA.
Gelaran akbar sepakbola ini menjadi ladang uang bagi Irwan. Setidaknya, setiap 2 tahun sekali dia meraup keuntungan yang lebih besar dari biasanya. Karena selain memasok untuk Piala Dunia, Irwan pun memasok untuk Piala Eropa, yang digelar berselang 2 tahun dengan Piala Dunia.
"Kalau bahasa Sunda-nya itu marema (laris manis) dua tahun sekali. Piala Dunia 2014, Piala Eropa 2016, Piala Dunia lagi 2018, jadi tahun genap itu ramai," tambah Irwan.
Harga bola yang dijual bervariasi. Mulai dari US$ 5 - US$ 15 per buah atau unit. Jika bola termahal US$ 15 atau setara Rp 165.000 (kurs Rp 11.000), dengan 1 juta buah bola yang dijual di Brasil, dia bisa mengantongi sekitar Rp 165 miliar.
"Kapasitas produksi kami (kalau normal) 100.000/bulan, sehari bisa 3.500," tutupnya.