Direktur PT Tata Sarana Mandiri (TSM) Sam Ali mengatakan untuk kondisi dalam waktu dekat memang sulit mengharapkan produsen komponen smartphone. Sebab membutuhkan investasi yang sangat mahal.
Akan tetapi ada berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk merealisasikannya. Ini bisa dimulai dengan memperbanyak produsen perakitan ponsel yang sekarang baru ada enam perusahaan dengan kapasitas produksi sekitar 7 juta unit per tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia membicarakan konsep seperti industri otomotif, dimulai dari produsen perakitan dan kemudian berlanjut sampai ke produsen komponen.
"Jadi sama seperti otomotif. kan dimulai dari impor, assembly, kalau kebutuhan naik mereka bangun di sini. Jadi bertahap," jelasnya.
Mahalnya investasi untuk pabrik komponen, menurut Sam dapat diukur dari teknologinya. Ia menilai sulit bagi perusahaan lokal menghadirkan teknologi secanggih di negara lain. Kemudian juga dari sisi pengembangan komponen yang diproduksi.
"Cost untuk biaya pabrik itu lebih besar dari pada kita impor komponen," ujarnya.
Di samping itu ada berbagai risiko yang dihadapi. Terutama kemungkinan investasi yang dikeluarkan dalam jumlah besar tidak balik modal.
"Betul karena untuk investasi capex di manufacturing dan desain itu besar. Desain saja minimun 6 bulan. Jadi desain 6 bulan, sedangkan lifestyle-nya handphone sangat pendek. jadi tidak bisa besar, kalau dialokasikan RnD (Research and Development) terlalu lama kan biayanya besar," papar Sam.β
(mkl/ang)