Mukhsin, Ketua Kelompok Petani Garam Tirta Mili, mengatakan harga garam sejak awal tahun lalu hanya laku seharga Rp 300/kg di tengkulak. Dirinya mengaku, hampir semua petani garam di Jepara tak memiliki akses langsung menjual ke pabrik garam.
"Harganya Rp 300/kg, nggak ada koperasi yang menyerap. Harus lewat tengkulak, mau dijual ke mana lagi? Tahun lalu masih bisa Rp 500/kg, jualnya lewat tengkulak, mereka datang angkut pakai truk," ujar Mukhsin kepada detikFinance ditemui di Desa Kedung Malang, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, Senin (5/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa harga garam di Jepara ini yang paling rendah di Jawa Tengah dibandingkan daerah lain seperti Pati, karena di sini tidak ada pabrik garam. Garam kita dijual yah dikirim ke sana," kata Sokib.
Merespon keluhan para petani garam ini, Susi lantas meminta BUMN produsen garam, PT Garam, melakukan penyerapan hasil panen garam dari petani Jepara. Bahkan, Susi membagikan nomor handphone jika ada petani yang garamnya tidak diserap dengan harga Rp 600/kg.
"Garam kalau sesuai kualitasnya, harus dibeli PT Garam. Kalau nggak dibeli, Bapak-bapak SMS saya, ini nomor saya 0811211365," tutup Susi. (ang/ang)