"Jadi prospek pertumbuhan ekonomi dunia tahun depan nggak akan lebih baik dari apa yang terjadi tahun ini, bahkan ada beberapa yang menduga akan menjadi lebih buruk dari tahun ini, itu akan berpengaruh terhadap segala faktor permintaan dan harga komoditi," ujar Pengamat ekonomi dari Cornell University, Amerika Serikat, Iwan Jaya Azis, di sela-sela acara IPOC Indonesian Palm Oil Conference ke 12, di Westin Hotel dan Resort, Nusa Dua, Bali, Kamis (25/11/2016).
Meski demikian, ia mengatakan, bukan berarti pemerintah tidak bisa melakukan apa-apa. Banyak negara masih membutuhkan CPO dan produk turunannya yang dihasilkan Indonesia. Pemerintah bisa menjajaki negosiasi atau pun penjajakan dengan sejumlah negara sebagai pasar baru untuk produk CPO Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun menyebut, Indonesia bisa menjajaki peningkatan transaksi dengan Amerika Serikat. Meskipun Donald Trump lebih cenderung protektif, tetapi menurutnya pihak swasta akan melakukan permintaan terhadap produk turunan CPO. Agar produk Indonesia bisa diterima AS, menurut Iwan pelaku industri harus meningkatkan produk yang kompetitif dan berdaya saing.
"Yang melakukan itu kan swasta, pihak swasta, dan Anda harus membedakan antara kampanye dan praktek, tekanan terkait pengurangan fosil fuel, Trump or no Trump nggak apa-apa. Kuncinya bagi saya produktifitas harus dinaikkan, untuk mengurangi kemiskinan itu produktifitas small holder harus ditingkatkan," kata Iwan. (dna/dna)