Merchandiser Manager Uniform Division PT Sri Rejeki Isman Tbk (sritex), Susan Abaya, mengatakan desain seragam militernya yang sesuai dengan selera dan kebutuhan pelanggan luar negeri membuatnya laku keras di pasaran global.
"Setiap negara punya desain masing-masing, mereka ada spesifikasi khusus yang berbeda. Dan Sritex selalu bisa membuat seragam militer dengan desain sesuai pesanan buyer dengan waktu relatif cepat," kata Susan kepada detikFinance saat ditemui di Habibie Festival, Jakarta, Senin (7/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Spesifikasi khusus tersebut, jelas dia, yakni seperti permintaan seragam militer yang bisa anti air, anti api, penahan suhu panas, sampai anti senjata biologi dan radioktif dari nuklir. Termasuk penambahan rompi anti peluru di dalamnya.
"Jadi desain itu kita buat sesuai pesanan buyer yang berbeda-beda. Selain itu, mereka juga karena kita memberi masukan-masukan desain baru yang ternyata disukai buyer kita. Termasuk bahannya apakah dari rayon, katun, dan sebagainya," ungkap Susan.
![]() |
Menurutnya, porsi ekspor sendiri termasuk di dalamnya seragam militer memegang porsi 30% dari total penjualan perusahaan. Harga seragam militer pun bervariasi dari yang termurah US$ 50 per seragam, dan lebih mahal lagi sesuai spesifikasinya.
"Harganya dari mulai US$ 50 satu seragam. Kita sudah sekitar 20 tahun lebih garap pasar ekspor seragam militer seperti ke Jerman, Kroasia, Swedia, Portugal, termasuk untuk NATO, PBB, dan sebagainya," ujarnya.
![]() |
Diungkapkannya, pembuatan seragam militer baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor, semuanya dipusatkan di pabrik Sukoharjo.
"Semua diproduksi di Sukoharjo, pekerja kita sekarang ada 50.000 orang, sebagian besar perempuan. Untuk bahan baku benang dan bahan lain kita juga produksi sendiri alias lokal," pungkas Susan.
![]() |