Diangkut Pesawat, Semen Rp 500.000/Sak Tiba di Puncak Jaya

Diangkut Pesawat, Semen Rp 500.000/Sak Tiba di Puncak Jaya

Wilpret Siagian - detikFinance
Rabu, 16 Agu 2017 13:44 WIB
Foto: Istimewa
Jayapura - Harga Semen di Papua turun dari Rp 2 juta/sak menjadi Rp 500.000/sak. Harga ini berlaku di 7 kabupaten yaitu Jayawijaya, Puncak Jaya, Tolikara, Lanny Jaya, Nduga, Yalimo, dan Mamberamo Tengah.

Nah hari ini, Rabu (16/8/2017), bahan bangunan itu telah tiba di Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya. Semen diangkut dari Timika dengan pesawat Twin Otter milik maskapai SAS.

Totalnya ada 2,7 ton semen seharga Rp 500.000/sak yang diangkut ke Mulia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Hari ini ada dua kali penerbangan pesawat SAS jenis Twin Other khusus membawa semen dari Timika langsung ke Mulia ibu kota Puncak Jaya," ujar S. Hutasoit pemilik Toko Cipta Jaya Puncak Jaya yang ditunjuk sebagai agen untuk semen harga murah di kabupaten Puncak Jaya.

Semen Rp 500.000/sak tiba di Puncak JayaSemen Rp 500.000/sak tiba di Puncak Jaya Foto: Istimewa

Sesuai dengan kuota untuk Kabupaten Puncak Jaya tahun 2017 sebanyak 60 ton. Jumlah ini sedikit mengingat waktu pelaksanaan anggaran tinggal 4 bulan lagi, namun untuk 2018 kouta per tahun sebanyak 300 ton.

"Saya berterima kasih pemerintah sudah merealisasikan adanya harga semen murah di kabupaten ini dan pemerintah telah membuktikan komitmennya untuk membantu masyarakat Puncak Jaya," kata Hutasoit.


Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Agung Wiharto menjelaskan, harga semen bisa dijual Rp 500 ribu per sak karena ada banyak yang ditekan di rantai distribusi. Mulai dari pengurangan margin, efisiensi dalam saluran distribusi, sampai menghilangkan praktik spekulatif di pedalaman yang ikut berkontribusi pada mahalnya harga semen.

Semen Rp 500.000/sak tiba di Puncak JayaSemen Rp 500.000/sak tiba di Puncak Jaya Foto: Istimewa

Selain itu, mengubah pola distribusi dengan menghapus aksi spekulan dalam penetapan harga semen, sehingga tak ada lagi praktik ambil margin gila-gilaan.

"Di Papua semen sudah kayak cabai, mahal kalau permintaan tinggi. Masalah spekulan ini yang coba kita atasi dengan turun langsung dalam distribusi. Spekulan tak berani beli semen kalau toko lain bisa jual lebih murah, otomatis dia nggak laku kan," kata Agung.

(hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads