Hal ini disampaikan Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala.
"Saat ini sudah mencapai hampir 400 unit. Kami berusaha memenuhi target pemerintah di mana diminta pertumbuhan di atas dua digit, contohnya 10 persen. Tapi pemerintah enggak sebut pastinya. Ini untuk pertumbuhan 5 tahun mendatang," kata Sigit Kumala dalam acara diskusi Kadin di Jakarta, Senin (27/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ke negara-negara ASEAN, Eropa. Lalu ada Bangladesh, Timor-Timur dan negara Middle-East," terangnya.
Sigit menambahkan, penjualan sepeda motor yang sempat turun sejak 2014 dipicu beberapa hal. Pertama, soal aturan biaya marketing dilimpahkan ke konsumen.
"Aturan dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) terkait biaya marketing harus disesuaikan, dihitung kembali kepada konsumen. Itu mengurangi penjualan karena dan juga menghambat," terang Sigit.
Kedua, kenaikan jasa pembuatan STNK dan BPKB, dan waktu panen bergeser yang seharusnya Maret menjadi Mei.
Ketiga, sempat terjadi kenaikan tarif listrik ikut mempengaruhi kemampuan masyarakat membeli motor.
(hns/hns)