Pesawat bercorak dominan putih tersebut baru saja melakukan uji coba terbang ke 15 kalinya selama satu jam di Landasan Bandara Husein Sastranegara, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (2/2/2018) pukul 09.00 WIB. Ester Gayatri Saleh jadi pilot pesawat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menargetkan jam terbang pesawat karya anak bangsa itu bisa memenuhi syarat 300 jam terbang di tahun 2018. Sehingga, sambung dia, untuk mempercepat pemenuhan syarat jam terbang, diperlukan prototype pesawat N 219 lainnya.
"Pesawat kedua agak terlambat karena ada perbaikan-perbaikan lagi. Target akhir bulan ini sudah selesai (prototype). Jadi nantinya jam terbang dibagi dua agar lebih cepat," ungkap dia.
Dia menjelaskan uji coba terbang yang dilakukan selama ini fokus kepada kemampuan pesawat dalam flip condition 10 derajat. Selain itu, sambung dia, mengecek respon elevator pesawat.
"Kita melihat respon elavator pesawat yang berada di bagian buntut apakah bekerja dengan baik atau tidak. Kalau tidak kita perbaiki," kata dia.
"(Sertifikasi) ini proses panjang, salah kalau berfikir hanya uji terbang 300 jam saja. Semua aspek keselamatan pesawat harus dijamin, kalau ada yang kurang baik diperbaiki," menambahkan.
Menurutnya dukungan pemerintah cukup besar dalam mempercepat proses sertifikasi pesawat perintis tersebut. Bahkan, sambung dia, tim dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub terus mengawal proses sertifikasi.
"Dukungan pemerintah sangat besar kami terima kasih. Mereka mendampingi kami siang dan malam untuk mempercepat proses sertifikasi ini," kata Andi. (zlf/zlf)