Pada kesempatan itu, Raden Pardede menjelaskan diskusi ini bakal menjadi masukan kepada pemerintah dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 atau generasi industri ke-4. Dunia pengusaha akan memberikan masukan terkait dengan Industri 4.0.
"Jadi nanti kita harapkan berikan masukan kepada pemerintah maupun dunia bisnis. Karena Industri 4.0 ini adalah barang yang baru. Jadi bagaimana Indonesia mendapat manfaat dari revolusi industri ini," ujar Raden di The Ritz Carlton, SCBD, Jakarta, Kamis (22/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa begitu? Karena kalau saya ambil data, ini adalah pertarungan baik di AS dan China. Inilah sekarang perusahaan-perusahaan terbesar di dunia yang sedang bersaing, Apple, Amazon, Facebook, Tencent, dan Alibaba. Kalau kita lihat di The Economist, disebutkan ada the new titan saat ini," katanya.
Menurutnya, Industri 4.0 yang dihadapi saat ini masuk dalam era serba internet. Dia bilang, semua pihak, baik pemerintah, pengusaha, maupun pekerja, harus siap dalam menghadapi perubahan yang sedang terjadi saat ini. Sebab menurutnya, dalam perubahan ini terdapat sejumlah tantangan bahkan ancaman yang bisa dihadapi.
"Ancaman ini termasuk apa yang disebutkan adalah penguasaan informasi tanpa akuntabiltas. Kedua adalah kehilangan pekerjaan, jadi eksisting worker yang ada sekarang ini bisa hilang semua. Kemudian otomatisasi tanpa keterampilan," katanya.
Oleh sebab itu, Raden mengatakan, dalam kesempatan ini berbagai pihak akan berdiskusi untuk bisa memberikan masukan dalam mengahadapi revolusi industri generasi ke-4 yang dihadapi.
"Industri revolusi ini kita akan mendapat manfaat tapi pada saat yang sama kita juga dapat ancaman. Konstruksi akan turun jumlah yang bekerja di sana turun, transportasi turun, logistik mungkin naik. Perubahan-perubahan itu sudah terjadi," tuturnya (hns/hns)