Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat memandang produk jamu memiliki kelebihan tersendiri yang tidak terdapat pada obat-obatan kimia. Pertama, karena mengandung bahan-bahan dari alam, jamu bisa aman dikonsumsi dalam jangka panjang, tidak seperti obat yang justru berbahaya jika kelebihan dosis.
"Salah satu karakteristiknya jamu itu konsumsinya jangka panjang, cara mengobatinya juga berbeda," tuturnya saat berbincang dengan detikFinance, kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irwan mencontohkan, khasiat tolak angin sebenarnya bukan hanya mengeluarkan angin dalam tubuh, tapi meningkatkan daya tahan tubuh. Dia mengatakan kondisi masuk angin merupakan tolak ukur bahwa daya tahan tubuh sedang melemah.
"Jadi jika sedang masuk angin tidak diobati maka bisa terkena penyakit macam-macam," terangnya.
Sementara Tolak Linu khasiatnya bukan secara langsung menyembuhkan linu dalam tubuh, melainkan melancarkan peredaran darah. Sehingga zat-zat negatif yang menyebabkan linu terangkut dan bisa kembali pulih.
Namun Irwan menegaskan, agar produk jamu bisa bertahan harus dijaga dengan baik kualitasnya. Dia percaya produk apapun jika kualitasnya tidak terjaga tidak akan diminati meskipun dibalut dengan strategi marketing sehebat apapun.
Salah satu upaya Irwan menjaga kualitas produknya dengan melakukan uji toksisitas pada tahun 2000 dan uji khasiat pada 2004. Meskipun saat itu Tolak Angin sudah cukup tenar.
"Secara umum jamu itu aman, tapi untuk meyakinkan saya ingin membuktikan keamanan produk itu. Sehingga saya lakukan uji toksisitas dan uji klinis. Kami melakukannya dengan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Fakultas Farmasi, terbukti diminum asal sesuai aturan itu selama 212 bulan tidak terjadi kerusakan hati, iritasi, lambung, pankreas, ginjal dan usus," tambahnya.
Kendati begitu secara umum dia memandang produk jamu akan terus diminati bukan hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Sebab mayoritas masyarakat dunia tengah menganut gaya hidup sehat dengan mengonsumsi herbal. (zul/zul)