"Sampai bulan Juli ini, kami sudah terima 106 proposal kemitraan dari 143 pelaku usaha yang terdiri dari IPS dan Importir. Nilai investasinya mencapai angka Rp 751,5 miliar," kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian Fini Murfiani, Rabu (19/72018).
Angka ini masih bisa naik seiring dengan makin banyaknya proposal kemitraan yang masuk. Kementan sendiri masih terus melalukan upaya pendampingan ke semua pelaku usaha untuk segera menyerahkan proposal kemitraan yang sudah diamanatkan dalam Peraturan Kementerian Pertanian (Permentan) Nomor 26 Tahun 2017 tentang Peredaran Susu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data dari Kementan, peningkatan capacity building, pelatihan peternak susu lokal, serta pembangunan milk village atau desa susu jadi pilihan kemitraan yang paling banyak diajukan oleh IPS. Sementara untuk Importir, kebanyakan memilih untuk menjalankan program promosi produk yang menggunakan bahan baku Susu Segar Dalam Negeri (SSDN).
Menurut Fini, Kementan optimis nilai investasi tersebut bisa berimplikasi juga pada peningkatan kualitas dan produksi SSDN. "Kami kejar terus implementasinya sejak ditetapkannya Permentan pada tahun 2017 lalu. Oleh karenanya kami optimis target 40% SSDN menopang kebutuhan susu nasional di 2020 bisa tercapai," katanya. (dna/zlf)