Merpati ini berhenti operasi sejak Februari 2014 lalu. Merpati berhenti operasi karena masalah keuangan yang buruk hingga terlilit utang.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan, saat ini penyelesaian masalah Merpati dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
"Itu masih PKPU, jadi itu masih dalam negosiasi dengan kreditur," kata dia saat dihubungi detikFinance di Jakarta, Kamis (18/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini nggak ada (suntikan modal), tapi melihat hasil konsep restrukturisasi itu nanti seperti apa nah itu masih konsep. Mereka harus diskusi dengan kreditur, PKPU kan semuanya standar di sana," ujarnya.
Nasib Merpati Airlines memang buruk. Pada awal 2016 saja, modal Merpati minus sampai Rp 5,3 triliun. Aloysius kala itu mengatakan, upaya mendatangkan investor dinilai mampu untuk menyelamatkan Merpati.
"Ini kan dalam rangka penyelamatan BUMN, jadi dia harus dihidupkan dengan undang investor strategis, strategic sales. Kita selesaikan di sini approve (persetujuan) dari regulator, Kemenkeu dan Kemenko," kata Aloy.
Aloy belum dapat mengungkapkan kepada investor mana Merpati akan ditawarkan. Namun hal tersebut baru bisa dilakukan setelah ada keputusan pemerintah.
"Investor ajukan proposal dulu. Investor juga ambil risiko loh. Merpati minus Rp 5,3 triliun, negatif ekuitasnya," ujarnya.
Bukan hanya perusahaan, karyawan juga tak mengalami nasib tak mujur. Karyawan Merpati sempat tak dapat gaji hampir setahun.
Pada akhir 2014, para pegawai itu sempat menggelar aksi di Kementerian BUMN. Mereka menuntut hak-haknya, termasuk gaji yang hampir setahun tak dibayarkan.
Salah satunya adalah Jumaris, pegawai Merpati yang jadi koordinator demo. Menurutnya, selama ini ia harus menyambung hidup dengan menjual aneka barang di rumahnya.
"Saya selama ini jual-jual barang di rumah saja, buat biaya anak dan biaya makan," katanya kepada detikFinance, di Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (4/11/2014).
Rata-rata pegawai Merpati ini tidak berani mencari pekerjaan lain. Mereka takut dianggap keluar dari Merpati dan gajinya selama satu tahun terakhir dianggap hangus.
"Selama ini kan saya nggak digaji, jadi saya mengandalkan istri. Karena istri saya kerja juga. Kalau saya kerja takutnya gaji yang 12 bulan nggak dibayar," ujar salah satu pegawai Merpati Budi Wiranto.