Arifin, salah satu perajin tempe dan tahu di kawasan Sentiong, Jakarta Pusat mengatakan harga kedelai naik Rp 200. Kedelai kualitas super Rp 8.000 naik menjadi Rp 8.200, Kualitas 2 dari Rp 7.600 naik jadi 7.800.
Baca juga: Masih Tinggi, Dolar AS Betah di Rp 14.750-an |
Kualitas 3 dari Rp 7.400 naik jadi Rp 7.600, dan kualitas 4 dari Rp 7.300 jadi Rp 7.500. Menurut Arifin meski nilai tukar dolar AS fluktuatif, harga kedelai tak akan turun saat nilai tukar dolar AS melemah terhadap rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski harga kedelai naik, Arifin tidak menaikkan harga jual untuk pembelian eceran. Kenaikan harga hanya untuk yang membeli kiloan.
"Kalau dinaikkan itu paling yang beli kiloan, karena dia pun untuk dijual lagi. Kita naikkan Rp 600 sampai Rp 1.000 tapi itu juga susah. Kalau yang sudah lenjeran itu yang panjang kan itu bisa dipotong jadi 10-12 potong kalau dinaikkan susah," kata dia.
Selain itu, Arifin juga tidak beralih dari ke kedelai selain kualitas super, dan tidak mengurangi ukuran tempe. Alasannya untuk menjaga konsumen tidak beralih ke perajin tempe lain.
"Saya nggak bisa juga pindah ke kedelai yang kualitasnya di bawah, pembeli akan tahu karena tekstur dan harganya beda," kata dia
"Kalau kita kurangi ukuran itu kelihatan. Kalau nggak dikurangi aja berkurang apa lagi ukurannya dikurangi," tutur Arifin.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai impor kedelai Februari US$ 55,6 juta ton dengan volume 132.427 ton. Impor kedelai mayoritas dari AS.
Saksikan juga video 'Dolar Capai Rp 14.800, Harga Ponsel Masih Normal':