Pengiriman ini dilakukan dari garis pantai Marina South Pier Singapura, drone membawa 1,5 kilogram (kg) bahan cetak 3D. Drone mendarat mulus di geladak kapal dan berhasil diterima oleh awak. Setelah memberikan barang, drone Skyways ini dengan cepat kembali ke pangkalan untuk mengambil barang berikutnya.
Uji coba ini dilakukan bersama Wilhelmsen Ships Services, salah satu perusahaan logistik dan layanan pelabuhan terkemuka di dunia. Selama uji coba, pesawat Airbus ini disebut bisa mengangkut muatan hingga 4 kg dan mampu mengarahkan sendiri ke kapal yang jaraknya 3 kilometer (km) dari pantai.
Baca juga: Drone Made in Temanggung Diminati Kementan |
Pimpinan Airbus di Skyways, Leo Jeoh menjelaskan uji coba ini sudah disiapkan secara insentif dalam waktu berbulan-bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan ini adalah inisiatif yang sangat baik untuk angkutan udara di perkotaan. "Kami terus mengeksplorasi dan mencari pemahaman lebih baik agar pengiriman barang ini bisa lebih aman dan andal," jelas dia.
Vice President Wilhelmsen Ships Services Marius Johansen menjelaskan pengiriman drone ini sangat lancar meskipun dilakukan di pelabuhan tersibuk dunia. "Ini bisa memudahkan pengiriman suku cadang hingga alat medis. Teknologi ini sangat baik karena kita bisa mendorong industri agar lebih maju dan lebih mudah melayani pelanggan," jelas dia.
Baca juga: Drone Made in Temanggung Diminati Kementan |
Penggunaan drone untuk pengiriman dari darat ke kapal ini disebut mampu mempercepat pengiriman, menurunkan biaya hingga 90%, mengurangi jejak karbon dan mengurangi risiko kecelakaan.
Airbus dan Wilhelmsen Ships Services telah menandatangani kerja sama pada Juni 2018 untuk mendorong pengembangan sistem pesawat tanpa awak untuk pengiriman yang aman. (kil/ara)