Dia menyebutkan, restrukturisasi bisnis juga dilakukan sebagai upaya penyelamatan perusahaan. "Tahun depan bisa untung, tapi saya belum bisa sebut berapa angkanya karena masih ada negosiasi dengan beberapa stakeholder dan tergantung parameternya," kata Silmy saat berbincang dengan detikFinance, Senin (1/7/2019).
Silmy mengungkapkan restrukturisasi bisnis ini dijalankan dengan mengelompokan bagian yang tidak efisien, kemudian dievaluasi dan ditindaklanjuti. "Lalu kita tingkatkan bisnisnya, kalau kurang optimal ya pengurusnya kita optimalkan," jelas dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau didiamkan saja tidak akan selesai-selesai, makin lama makin habis dan benar-benar tutup. Itu yang saya nggak mau, lebih baik saya berkorban tapi untuk kebaikan," ujar dia.
Silmy mengungkapkan, sebagai pimpinan perusahaan dirinya dan tim berupaya untuk memberikan nilai tambah untuk menyelesaikan persoalan. "Jika tidak bisa, ya tidak usah jadi pemimpin organisasi, penginnya cari aman saja ya tidak bisa, ada risikonya yaudah harus dihadapi, tapi kalau hoax ya kita cuekin," imbuh dia.
Sekadar informasi Krakatau Steel pada kuartal I-2019 total kerugian Krakatau Steel mencapai US$ 62,32 juta atau setara dengan dengan Rp 878,74 miliar (kurs Rp14.100).
(kil/zlf)