Andry menyebut pertumbuhan penjualan tahun 2018 lalu saja dapat meningkat hingga 115% dibandingkan tahun 2017.
"Growth kita 115% dibandingkan tahun lalu. Bagus sekali. Hampir mendekati Rp 1 triliun tiap bulannya," kata Andry ditemui di Pantai Festival Ancol, Jakarta, Rabu (7/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sama halnya dengan tahun 2018 lalu, Andry juga optimistis bahwa penjualan Sharp tahun ini bisa menorehkan kinerja yang baik. Hingga September 2019, Andry menyebut penjualan bisa mencapai Rp 6 triliun dari target yang dipatok sebesar Rp 10 triliun tahun ini.
"Semester I-2019 penjualan kita estimasi mungkin sekitar Rp 6 triliun sampai di September besok," ujarnya.
Sementara untuk semester II-2019, ia mengaku optimis penjualan akan meningkat seiring dengan pengumuman kabinet baru Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua. Menurutnya, pengumuman kabinet pada Oktober 2019 nanti sangat mempengaruhi iklim bisnis kendati penjualan mereka tetap meningkat saat masa Pilpres berlangsung.
"Pemilu biasanya melambat, tapi kita lebih fokus ke local fit tadi kan. Mungkin pada saat kompetitor lain memperkirakan pasar akan tidak bagus di saat pemilu, kita berani gambling, pasti bagus. Orang prediksi kerusuhan, nggak berani stok. Kita malah bikin double produksi. Karena lebaran kemarin luar biasa ramai," tuturnya.
(prf/hns)