Perjalanan Panjang
Dari catatan detikcom, yang dihimpun Rabu (22/1/2020), rencana memproduksi kapal selam di dalam negeri bermula dari kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan yang direncanakan sejak 2014.
Kerja sama ini berbentuk peralihan teknologi dari Korea Selatan ke Indonesia. Untuk itu pemerintah menunjuk PT PAL untuk mengirim 206 pegawainya ke Korea Selatan. Tepatnya ke pabrik Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd (DSME).
Di sana para pegawai akan belajar tentang tata cara pembuatan kapal selam. Baik secara teknik, desain, maupun riset dan teknologinya. Lama belajar pun bervariasi, ada yang 3 bulan, ada yang 10 bulan.
Rencana awalnya, usai transfer teknologi selesai, produksi kapal selam yang dkkembangkan PT PAL akan dimulai pada pertengahan 2015. Namun, nyatanya molor hingga awal 2017. Alasannya adalah dana yang diperoleh dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun belum cair.
Singkat cerita akhirnya proses pembuatan kapal selam yang dikembangkan PT PAL dimulai pada April 2017. Dua kapal yang digarap di Korea sendiri telah diluncurkan sejak tahun 2016, kapal pertama di bulan Maret, kapal berikutnya di bulan Oktober.
"Salah satu hal penting dalam kerja sama ini adalah transfer teknologi agar Indonesia mandiri," ungkap Menteri Pertahanan yang kala itu masih dijabat Ryamizard Ryacudu saat menghadiri peluncuran kapal selam pertama di Seoul, Korea Selatan (24/3/2016) lalu.
Pembuatan fisik kapal yang digarap PT PAL sendiri selesai pada awal 2019 dan langsung diluncurkan dengan nama Alugoro pada bulan April.
Alugoro pun sudah menjalani berbagai proses pengujian. Mulai dari tes Harbour Acceptance Test (HAT) dan SAT. Kini Alugoro, sedang memasuki tahap tahapan Nominal Diving Depth (NDD) sebelum bisa benar-benar digunakan oleh TNI AL.
NDD merupakan bagian dari 53 item Sea Acceptance Test (SAT) yang mesti dipenuhi sebuah kapal selam. Dalam tes itu, Alugoro berhasil menyelam sedalam 250 meter. Direncanakan kapal ini bakal diserahterimakan kepada Kementerian Pertahanan pada bulan Desember 2020 ke TNI AL.
Alugoro memiliki spesifikasi panjang 61,3 meter. Kapal selam ini mampu bergerak dengan kecepatan maksimal 21 knot saat menyelam dan kecepatan maksimal di permukaan 12 knot. Kapal selam ini berjenis Diesel Electric Submarine U209 / 1400 (KSDE U209 Chang Bogo Class).
Sementara itu, di akhir jabatan Menko Polhukam yang saat itu dijabat Wiranto, kerja sama kapal selam dengan Korea Selatan ini kemungkinan bisa diperpanjang. Hal ini diungkapkan Wiranto usai dirinya bertemu dengan Menteri DAPA (Defense Acquisition Program Administration) Korea Selatan, Jeon Jei Guk.
Dalam pertemuan itu, Wiranto mengatakan proyek kerja sama kapal selam kemungkinan bisa diperpanjang. Selain itu, dalam pertemuan tersebut Wiranto juga membahas kelanjutan kerja sama pesawat tempur KFX.
"Kunjungan beliau kemarin bukan hanya itu (pembahasan KFX) tetapi justru untuk urusan kerja sama yang lain, yakni pembuatan kapal selam tahap II. Jadi, besok beliau akan ke Bandung akan menandatangani mengenai kerja sama pembuatan kapal selam Korea Selatan-Indonesia tahap II," terang Wiranto kepada detikcom di Kemenko Polhukam, Kamis (11/4/2019).
(dna/dna)