Geger virus Corona bisa berdampak pada pasokan bahan baku industri di Indonesia. Pasalnya 70% bahan baku industri masih diimpor, salah satunya dari China.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Harjanto mengatakan imbas corona terhadap pasokan bahan ke industri di Indonesia pasti ada.
"Bahan baku terganggu pasti ada. Struktur impor kita kan bahan baku 70% masih impor dari luar. Jujur kita sampaikan China ini memiliki keunggulan kompetitif dan komperatifnya itu karena memang skala ekonominya gede. Dia kan misalnya suplai bahan baku plat baja engineering, bukan hanya untuk keperluan dia tapi skalanya dunia," kata Harjanto kepada detikcom saat ditemui di Bakrie Tower, Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Meski begitu, Harjanto bilang, situasi ini bisa jadi peluang untuk Indonesia meningkatkan bahan baku industri dalam negeri. Hal ini bisa jadi cara untuk Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap impor baja dari China.
"Mungkin dengan adanya ini bisa konsumsi baja dari dalam negeri. Kalau ada kapasitasnya poin kita untuk meningkatkan impor subtitusi dengan cara meningkatkan utilisasi. Sehingga dampak ini bisa diminimalisir paling tidak bisa memberikan kesempatan untuk industri dalam negeri. Jadi kita upayakan maksimal ada peningkatan utilisasi konsumsi daripada bahan baku dalam negeri," ujarnya.
Sedangkan untuk produk-produk tertentu yang belum bisa diproduksi dalam negeri, pihaknya akan mencari jalan keluar dengan mencari sumber bahan baku dari negara lain.
"Untuk produk-produk tertentu yang speknya belum bisa diproduksi dalam negeri apa boleh buat, mereka harus cari resources yang baru. Misalnya dari India kan masih ada, Korea, Jepang, Eropa Timur itu bisa," bebernya.
Meskipun virus corona belum membuat bahan baku industri menjadi hilang, Harjanto mengatakan virus corona membuat biaya pengiriman menjadi lebih mahal.
"Tidak berhenti (impor dari China). Cuma ada beberapa perusahaan yang kalau dilayani custom, customnya berhenti mereka tidak bisa mengajukan fasilitas impor. Sehingga cost-nya jadi nambah. Sejauh ini memang belum ada keluhan yang mengatakan bahan bakunya hilang. Tapi mungkin pasti ada kekurangan bahan baku," sebutnya.
(hns/hns)