Toko Ritel Mulai Kehabisan Gula

Toko Ritel Mulai Kehabisan Gula

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 18 Mar 2020 07:52 WIB
Harga Gula di Surabaya Naik
Foto: Esti Widiyana
Jakarta -

Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Tutum Rahanta menyatakan stok gula di toko-toko ritel sudah kosong. Hal itu menyikapi permintaan Mabes Polri agar produk beras, gula, minyak goreng, mie instan dibatasi penjualannya ke konsumen.

Tutum menjelaskan, untuk stok beras, minyak goreng, dan mie instan dipastikan aman. Namun untuk ketersediaan gula sudah menipis, bahkan habis di sebagian toko ritel.

"Ya kalau gula ini memang kondisinya bukan karena corona, karena keadaan," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (17/3/2020).

Dia menjelaskan menipisnya stok gula bukan karena terjadinya panic buying atau pembelian berlebihan oleh masyarakat. Diketahui beberapa waktu lalu terjadi panic buying pasca Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan ada warga Indonesia yang positif virus corona (Covid-19).

"Kalau gula itu memang terjadi kekosongan dari sebelum-sebelumnya. Tanpa corona saja gula memang sudah kosong," ujarnya.

Bahkan di ritel modern pun sudah tidak tersedia gula karena memang pasokannya tidak ada lagi.


"Ada masalah kekosongan barang gitu karena pasokan. Memang di modern trade sendiri pun kosong gula gitu, bukan karena di-rush (diborong), bukan," tambahnya.

Apa penyebab kekosongan stok gula ini?


Menurut Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah, itu terjadi karena pelaku ritel kesulitan mencari gula yang sesuai harga eceran tertinggi (HET).

HET atau harga acuan penjualan gula ke konsumen adalah Rp 12.500/kilogram (kg). Hal itu berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 7 tahun 2020 tentang Harga Acuan Penjualan di tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen.

"Jadi kesulitan kita mencari harga yang pas. Jadi (stok) kosong itu kan karena di luaran sudah di atas (HET) itu harganya. Jadi di modern market kan ada HET, gula Rp 12.500. Para retailer kesulitan mencari supplier-nya (yang jual sesuai HET). Itu sih kesulitannya," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (17/3/2020).

Dia menjelaskan, saat ini harga gula dari supplier sudah di atas HET. Bila peritel memaksakan diri tetap membeli, tidak mungkin bisa menjual ke konsumen sesuai harga acuan.

Sementara itu, produk-produk yang sudah ditetapkan harga acuannya akan dikontrol oleh Satgas Pangan. Peritel dilarang menjual produk dengan harga yang tidak sesuai acuan. Oleh karenanya terjadi kekosongan gula.

Tapi peritel dipastikan akan kembali mengisi stok gula jika pihaknya bisa mendapatkan pasokan dari supplier yang sesuai harga acuan.


"Ya kami kalau dapat barangnya kami jual. Retailer kan bukan pabrik gula. Kami kalau ada barang kami jual," tambahnya.

Apa yang akan dilakukan pemerintah?

Kementerian Perdagangan sudah mempercepat penerbitan surat persetujuan impor (SPI) beberapa komoditas pangan inti. Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian, Susiwijono mengatakan percepatan penerbitan SPI berlaku untuk komoditas seperti gula.

"Yang impor, Menko (Airlangga) minta Mendag keluarkan semua PI (persetujuan impor) dan tadi pagi sudah pantau beberapa PI sudah keluar. Bahan-bahan pokok seperti beras gula apapun," kata Susi di kantornya, Jakarta, Selasa (17/3/2020).

Mengenai ketersediaan pasokan, Susi mengaku sampai saat ini untuk 11 bahan pokok inti terjamin. Bahkan hal tersebut sudah dilaporkan pada saat rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Salah satu pemenuhan pasokan yang diputuskan dengan cara impor. Hal itu, kata Susi direspons langsung Kementerian Perdagangan yang menerbitkan SPI beberapa komoditas.

"Pasokan di ratas pangan sudah dibahas. Kita sudah monitor pasokan cukup aman untuk 11 bahan pokok pangan. Kalau kemarin diskusi, kita evaluasi, bahan pokok mana yang harus supply baik yang diimpor ataupun dalam negeri," jelasnya.


Tidak hanya itu, pemerintah juga akan berkoordinasi dengan para pengusaha ritel baik Aprindo, Hippindo, maupun Gapmmi terkait dengan kelancaran distribusi bahan pokok di swalayan atau ritel lainnya.

"Menko perintahkan kami segera diskusi koordinasi dengan teman-teman dari Aprindo, Hippindo, yang terkait dengan supermarket dan Gapmmi untuk supplier bahan makanan dan minuman (mamin). Kita undang besok untuk pastikan jaminan stok dan kestabilan harga," ujarnya.



Simak Video "Video: Film 'Pabrik Gula' Tembus 2 Juta Penonton"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads