Pabrik Mobil Kesulitan Pasokan Bahan Baku di Tengah Corona

Pabrik Mobil Kesulitan Pasokan Bahan Baku di Tengah Corona

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 03 Jun 2020 10:40 WIB
BMW secara konsisten tingkatkan aktivitas produksinya di Indonesia. Hal itu sejalan dengan pertumbuhan pasar akan mobil-mobil mewahnya tersebut. Dengan menambah investasi, kini tiap harinya pabrik lokal BMW Indonesia bisa memproduksi 16 unit. Berarti, tiap sejam sekali ada 2 unit BMW lokal yang terlahir.
Ilustrasi/Foto: Ruly Kurniawan
Jakarta -

Proses pembuatan mobil di tengah pandemi Corona (COVID-19) membutuhkan keamanan dan penjagaan kesehatan pekerja dalam bekerja. Selain itu, dampak Corona juga berpengaruh pada pabrik pemasok bahan baku mobil.

Pekan lalu, pabrik Dearborn Truck Ford harus menghentikan produksi lebih awal ketika kehabisan kursi yang dibutuhkan untuk membuat pickup F-150. Sama halnya dengan General Motors juga telah menunda proses pembuatan mobil di pabrik AS akibat kurangnya pasokan bahan baku pabrik.

GM memulai operasi pabriknya kembali pada Senin kemarin setelah memiliki bahan baku cukup. Pabrik yang mulai beroperasi ada tiga pabrik yang berada di AS dan Kanada. Proses pembuatan mobil dilakukan bertahap dengan berbagi shift untuk pekerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pabrik mobil mengambil sejumlah langkah untuk menjaga keamanan pegawai, seperti pemeriksaan suhu, tes COVID-19 untuk setiap pekerja yang menunjukkan gejala penyakit, peralatan pelindung, dan aturan jarak sosial di pabrik. Begitu juga dengan prosedur keamanan pabrik pemasok.

"Pabrik pemasok telah mengembangkan protokol keselamatan yang sangat mirip dengan yang telah diterapkan GM, Ford dan Fiat Chrysler," kata GM.

ADVERTISEMENT

Ada pabrik yang menyediakan biaya dalam langkah-langkah keamanan tersebut, seperti perlengkapan pelindung sekali pakai dan persediaan serta prosedur pembersihan. Namun, hal-hal tersebut akan membebankan keadaan pabrik pemasok kecil.

"Pemasok yang lebih besar melakukan rencana terperinci untuk kembali bekerja," kata Kristin Dziczek, Wakil Presiden Pusat Penelitian Otomotif, Michigan. Dikutip dari CNN, Rabu (3/6/2020).

"Kemampuan mereka secara finansial menghadapi penurunan ini sangat sulit. Sekarang jika kamu harus melengkapi seluruh shift dengan alat pelindung, itu akan menambah biaya pengeluaran perusahaan yang tidak murah," lanjut Dziczek.

Dziczek menjelaskan jika pemasok kecil memaksakan hal itu bisa jadi tidak ada bahan baku mobil yang dibangun.

Sekadar informasi, sekitar dua pertiga dari 1 juta karyawan industri mobil AS bekerja di pabrik pemasok menurut Departemen Tenaga Kerja. Banyak lagi yang bekerja di pemasok luar negeri.




(eds/eds)

Hide Ads