Batang -
Kawasan industri Batang yang menggunakan lahan PTPN dengan total seluas 4.300 hektar, secepatnya dibangun. Bahkan, tahap pertama kawasan industri Batang ditargetkan siap dibangun pada tahun 2021.
Direktur Utama PTPN III Holding, Mohammad Abdul Ghani, mengatakan hal senada pada detikcom, usai kunjungan Presiden Joko Widodo, Selasa (30/06/2020) di lokasi kawasan industri Batang.
"Untuk tahap pertama sudah masuk kawasan RTRW itu 450 hektare, itu kita bangun dulu. Kita bentuk masterplan satu kesatuan khusus 4 ribu hektare," katanya.
"Pak Presiden mintanya yang 450 hektare awal tahun depan sudah siap untuk dibangun. Makanya kita kerja keras," tambah Abdul Ghani.
Klik halaman selanjutnya.
Menurut Abdul kawasan industri di Batang tersebut, mempunyai kelebihan diantaranya, tidak ada pembebasan lahan karena milik PTPN IX.
"Kelebihan Batang ini, tanah nggak ada pembebasan, kami di PTPN juga mendorong bagaimana kawasan ini kompetitif terhadap kompetitor global sepeti Vietnam Kamboja kita harus bisa berikan fasilitas yang lebih kompetitif, harga lebih murah dan UMR di sini termasuk lebih murah, kolaborasi," jelasnya.
Selain itu, lokasinya juga strategis yakni di dekat jalan tol, dekat jalan pantura, dilewati kereta api dan laut.
"Lautnya dalam, kalau dibuat, kedalaman 15 meter bisa buat kapal 30 ribu GWT," katanya.
Abdul menambahkan, kawasan industri di Batang ini, tidak akan mengesampingkan kawasan industri di Jawa Tengah lainnya, seperti di Kendal dan Brebes.
Klik halaman selanjutnya>>>>
Dilengkapi RTH
Kawasan Industri Batang direncanakan akan memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH), ruang interaksi dan ramah pejalan kaki. Dimana memiliki konsep perencanaan dengan pendekatan desain dari sebelumnya Kota Industri Konvensial dengan konsep zonasi guna lahan menjadi Kota Industri Baru dengan mempromosikan fungsi campuran dan kemudahan berjalan kaki (mixed use dan walkable neighborhood).
Kawasan Industri Batang memiliki beberapa keunggulan, antara lain terletak di sisi utara Tol Trans Jawa di mana dapat mempermudah akses ke Kawasan Industri, dilalui jalur kereta api dan berpotensi menjadi Dry Port, berbatasan langsung dengan Pantai Utara Jawa dan akan dibuat Transit Oriented Department oleh Pemerintah Kabupaten Batang.
Selain itu, Kawasan Industri Batang memiliki lokasi yang strategis di mana dapat ditempuh dengan waktu 4 jam dari Jakarta, 1 jam dari Semarang, berjarak 50 kilometer dari Bandara Ahmad Yani dan 65 kilometer dari Pelabuhan Tanjung Mas.
"Dengan dibukanya Kawasan Industri Batang maka akan memudahkan pergerakan logistik dengan waktu tempuh 50 menit dari Kawasan industri menuju pelabuhan Tanjung Mas. Selain itu, kawasan tersebut berpotensial menyerap sekitar 130.000 lapangan pekerjaan baru di tahap 1 ini dimana hal tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. PTPP selalu mendukung setiap program yang dicanangkan oleh Pemerintah dalam rangka meningkatkan perekonomian Indonesia," ujar Novel Arsyad selaku Direktur Utama PTPP kepada media.
"Kita lebih menata dari konsep bisnisnya kemudian desainnya dan bagaimana hal tersebut dapat menarik minat investor. Kita harus membuat diferensiasi dengan area industri yang lain karena area industri disini dan Indonesia cukup banyak. Kita juga harus menarik investor asing supaya mereka tidak pindah ke negara
lain karena Indonesia punya kelebihan. Kita harus siap berkompetisi membuat diferensiasi," lanjut Novel.