Jakarta -
Pemerintah menargetkan Indonesia mampu memproduksi vaksin virus Corona sebanyak 250 juta dosis per tahun melalui PT Bio Farma (Persero). Perusahaan milik negara tersebut memastikan tidak ada kendala dalam pemenuhan bahan baku untuk pembuatan vaksin virus Corona sebanyak itu.
"Kita kan pabrik vaksin, memang fokusnya kan bikin vaksin ya. Bahan baku vaksin itu ya nggak beda-beda jauh lah sebetulnya," kata Corporate Secretary Bio Farma Bambang Heriyanto saat dihubungi detikcom, Kamis (13/8/2020).
Namun dia menjelaskan untuk bahan aktif vaksin COVID-19 memang belum tersedia di Indonesia. Itu akan disuplai oleh Sinovac dari China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas apakah Sinovac sudah menjamin bakal memenuhi kebutuhan bahan aktif di Indonesia? Bambang memastikan mereka siap memenuhi berapapun kebutuhan Indonesia.
"Kita belum ada komitmen itu, masih dalam tahap pembicaraan ya, tapi secara lisan sih sebetulnya Sinovac siap akan memenuhi berapapun kebutuhan kita, gitu. Ini baru lisan ya nanti kan harus ditindaklanjuti," tambahnya.
Ada kabar Menteri BUMN Erick Thohir sampai melobi pihak China demi memastikan kecukupan bahan baku vaksin. Benarkah? Baca di halaman selanjutnya>>>
Corporate Secretary Bio Farma Bambang Heriyanto menjelaskan saat ini Indonesia memang belum memiliki bahan aktif untuk pembuatan vaksin virus Corona. Lalu benarkah Erick sampai melobi pihak China?
"Kelihatannya kan Pak Erick mau ke harga kan ya, kalau bisa murah kan gitu, suplainya terjamin gitu lho, lebih ke lobinya seperti itu, karena kan semua negara butuh lho," kata Bambang saat dihubungi detikcom, Kamis (13/8/2020).
Dia berpendapat hal tersebut merupakan bukti bahwa pemerintah hadir untuk menyelesaikan permasalahan yang diakibatkan pandemi COVID-19.
"Jadi kan berarti kan pemerintah berusaha untuk hadir, artinya mendorong misalnya mendorong ke sustainability (keberlanjutan), supaya terjamin gitu lho. Kalau kami sih mendukung saja, sangat mendukung bahwa pemerintah mendorong itu," jelasnya.
"Ya kan lumayan ya kalau misalkan kita bisa penuhi semua. Kita kan ada gap, artinya kapasitas kita 250 (juta vaksin) untuk kebutuhan Indonesia, hitung-hitungan 300 (juta) lebih, itu (sekitar) 320 juta. Ada sekitar gap 70 (juta)," sebutnya.
Sejauh ini, lanjut dia, memang belum ada perjanjian resmi. Namun Sinovac sudah menyatakan komitmennya untuk menyuplai apa yang dibutuhkan Indonesia.
"Ya sampai saat ini belum ada, artinya sudah ada komitmen, namanya kan baru gentleman agreement. Nanti kan tinggal harus dituangkan dalam satu agreement," tambahnya.
Simak Video "Video: Prabowo Jadi Dewan Kehormatan PSSI, Erick Bahas Isu Intervensi Pemerintah"
[Gambas:Video 20detik]