Jakarta -
Pembangunan Pabrik Fabrikasi Baja Majalengka, Jawa Barat milik PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKA IKON), anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ditarget rampung pada kuartal III-2020. Hal ini menjadi salah satu rencana WIKA dalam penguatan sinergi lini bisnis di WIKA, sejalan dengan kinerja di semester I-2020 yang masih mencatatkan laba dan pemulihan pekerjaan yang tengah berlangsung di semester II-2020.
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengungkapkan hal ini menjadi penting untuk mewujudkan operasi bisnis yang lebih efisien sekaligus memastikan bahwa pertumbuhan yang dialami WIKA sebagai entitas induk juga turut dirasakan oleh entitas anak.
Sebab, pabrik tersebut akan memiliki luas 30 hektar dan berkapasitas 75 ribu ton per tahun. Selain itu, pabrik juga memiliki 4 jalur produksi yang dilengkapi dengan mesin-mesin robotic dan semi automatic, dengan 4 jalur pabrik akan memproduksi produk-produk yang berkualitas dan berpresisi tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan beroperasinya pabrik ini, maka kapasitas produksi fabrikasi baja juga bisa mencapai 100 ribu ton per tahun sekaligus menempatkan WIKA IKON sebagai salah satu perusahaan yang memiliki pabrik fabrikasi baja terlengkap di Indonesia," ujar Agung dalam konferensi pers public expose, Selasa (25/8/2020).
Progres Proyek Strategis Lainnya
Selain itu, beberapa proyek strategis WIKA lainnya juga sudah mencatatkan kemajuan meski sempat dihadang pandemi COVID-19.
Di antaranya ada Bandara Sultan Hasanuddin Makassar yang pembangunannya melibatkan entitas anak usaha WIKA Beton untuk suplai beton readymix dan beton precast, WIKA Gedung untuk lingkup pekerjaan struktur, WIKA Rekayasa Konstruksi untuk instalasi MEP, serta WIKA IKON untuk pekerjaan struktur baja spaceframe.
Secara keseluruhannya, pembangunan proyek tersebut telah mencapai 51% dan sedang dalam proses penyelesaian pekerjaan (finishing) dan MEP. Proyek itu ditargetkan selesai pada 2021.
Nantinya, bandara ini akan tiga kali lipat lebih luas dari yang semula 51.005 meter persegi menjadi 166.005 meter persegi untuk menampung 15,6 juta penumpang setiap tahunnya.
Bagaimana perkembangan proyek lainnya?
Progres pembangunan signifikan juga turut dicatatkan pada proyek pengerjaan kabel laut 150 kV di Sumatera-Bangka. Pada proyek ini, WIKA dalam konsorsium bersama Furukawa Electric Co.,Ltd dipercaya PLN melaksanakan konstruksi pemasangan kabel bertegangan 150 kV sepanjang 36 kilometer pada kedalaman laut 45 meter.
Terpasangnya kabel laut tersebut akan menghadirkan energi yang efisien bagi Bangka sekaligus mengurangi ketergantungan energi minyak atau diesel yang dialihkan menjadi energi batu bara.
Sebagai portofolio baru di bidang Engineering, Procurement and Construction (EPC), WIKA - Furukawa mampu mencatatkan progres 8,5% atau lebih cepat 1,5 persen dari rencana. Pengerjaannya ditargetkan selesai pada awal 2022.
Sementara itu, dalam mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung, Banten, WIKA juga hadir dengan portofolio investasinya yaitu Tol Serang - Panimbang. Tol ini membentang sepanjang 83,67 km yang pengerjaannya dibagi menjadi dua seksi yaitu seksi 1 sepanjang 26,5 km menghubungkan Serang - Rangkas Bitung dan seksi 2 sepanjang 24,1 km dari Rangkas Bitung - Cileles.
"Pembangunan Seksi I kini mencapai 73,40% dan kami targetkan selesai pada semester I-2021," tambahnya.
Proyek yang juga dikerjakan oleh WIKA di Banten adalah Tol Serpong - Balaraja yang dirancang untuk mempersingkat jarak tempuh dari Serpong menuju Jakarta maupun Merak.
Pada Seksi I itu, WIKA dipercaya oleh PT Trans Bumi Serbaraja sebagai entitas anak dari PT Bumi Serpong Damai (Sinar Mas Grup) untuk membangun jalan tol sepanjang 5,15 km yang menghubungkan Pusat Intermoda BSD City dan Tol Jakarta Outer Ringroad (JORR).
"Saat ini pembangunannya telah mencapai 16,56% dan sedang dalam tahap pengerjaan saluran Frontage Road, struktur pondasi Main Road dan struktur Simpang Susun Central Business District (CBD) BSD Raya. Kami menargetkan untuk bisa selesai pada akhir tahun 2021," kata Agung.
Progres pembangunan juga mulai terlihat pada pembangunan Jalan Tol Pekanbaru - Padang Seksi Bangkinang - Pangkalan. Proyek sepanjang 54,2 km ini akan menjadi jalur utama transportasi utama yang menghubungkan Sumatera Barat - Riau.
Kini WIKA sedang mengerjakan konstruksi tahap I sepanjang 24 km dengan progres mencapai 6,17%. Rencananya, proyek tersebut akan selesai pada Semester II-2022.
WIKA bersama PT PP (Persero) Tbk sebagai kontraktor nasional bergabung dengan konsorsium bersama Penta Ocean, TOA, Rinkai dipercaya oleh Kementerian Perhubungan untuk menggarap Proyek Pelabuhan Patimban yang sudah mencapai progres sebesar 80%.
Selain bertanggung jawab atas pengerjaan Proyek Pelabuhan Patimban, WIKA juga membentuk joint operation bersama PT PP untuk menggarap pekerjaan paket 3 yakni jembatan yang berfungsi sebagai penghubung antara akses darat (Paket 4) menuju lahan reklamasi (Paket 1 & 2). Untuk progresnya sudah mencapai 13% hingga awal Agustus 2020 ini, proyek ditargetkan rampung pada Oktober 2021.
Saat ini tim proyek tengah fokus pada pengerjaan akses kerja di laut dengan menggunakan coast way yang telah mencapai sepanjang 560 meter dari total 1 km yang ditargetkan.
Buka halaman selanjutnya>>>>
Kinerja WIKA saat Dihantam Corona
Dari sisi kinerja, pada semester I-2020 lalu, emiten konstruksi ini mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 37,23%. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dirilis, WIKA hanya mampu mencetak pendapatan bersih sebesar Rp 7,13 triliun. Jumlah tersebut jauh dibawah catatan pada semester I-2019 dengan pendapatan senilai Rp 11,36 triliun.
Turunnya pendapatan WIKA juga berimbas pada penurunan laba usaha perusahaan. Pada semester I-2020, WIKA membukukan laba senilai Rp 1,08 triliun atau terkontraksi 37,2% dibandingkan keuntungan pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 1,72 triliun.
Penurunan ini juga berdampak pada terkoreksinya laba bersih perusahaan sebesar 71,89%. Meski begitu, WIKA masih mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 250,41 miliar pada semester I-2020, walaupun ketinggalan jauh dibanding perolehan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp 890,88 miliar.
Simak Video "Video: Kasus Penggelapan Uang Eks Manajemen, Wika Salim: Jadi Susah Percaya Lagi"
[Gambas:Video 20detik]