DPR Tanya Menristek: Ngapain Menteri BUMN Urus Vaksin?

DPR Tanya Menristek: Ngapain Menteri BUMN Urus Vaksin?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 26 Agu 2020 13:40 WIB
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang BrodjonegoroΒ di Jakarta, Jumat (10/5/2019). Agung Pambudhy/Detikcom.
Menristek Bambang Brodjonegoro/Foto: Agung Pambudhy/detikcom
Jakarta -

Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PAN Andi Yuliani Paris mempertanyakan posisi Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam pengembangan obat dan vaksin virus Corona atau COVID-19. Dalam rapat dengan Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro, Andi mengaku bingung dengan posisi Kemenristek/BRIN.

"Saya sebenarnya juga agak bingung di mana posisi Ristek Kepala BRIN ketika Universitas Airlangga, Kepolisian, TNI, BIN mengembangkan obat-obatan COVID dan ternyata menurut BPOM ini juga belum memenuhi uji klinis," katanya di Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (26/8/2020).

Ia pun merenungkan posisi Kemenristek/BRIN ini. Padahal, kata Andi, Kemenristek/BRIN diberi kekuatan melalui undang-undang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya merenung di mana posisi ristek/BRIN padahal bapak ini diberi kekuatan melalui undang-undang ini," tambahnya.

Andi pun kemudian menyinggung Kementerian BUMN yang justru mengurus vaksin.

ADVERTISEMENT

"Jadi saya ingin memberikan penguatan kepada Kemenristek/BRIN untuk melaksanakan ini. Saya juga kaget misalnya, ngapain Kementerian BUMN sekarang petantang-petenteng, Pak Menterinya ngurusin vaksin gitu lho. Ini jangan orang menggunakan COVID ini, saya politisi tapi nggak suka sesuatu dipolitisasi," paparnya.

Senada, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS Tifatul Sembiring menilai harusnya Menristek menjadi pemimpin dalam pengembangan obat dan vaksin virus Corona.

"Mensristek BRIN mestinya menjadi leading sector riset-riset ini," ungkapnya.

Ia pun juga menyinggung soal penelitian obat yang dilakukan Universitas Airlangga.

"Ini pun hasil riset katanya obat yang ditemukan di Unair saya sampai selidiki ke Unair, ternyata laporan temen-temen Unair laboratoriumnya menghasilkan itu tidak layak untuk disebut sebagai laboratorium untuk meneliti obat dari pada COVID ini. Ternyata hasilnya disanggah 3 profesor besar baik dari UI, ITB maupun Prof Sulis dari UGM," terangnya.

Apa kata Bambang? Berlanjut di halaman berikutnya.

Merespons hal tersebut, Bambang mengatakan, peran Menteri BUMN Erick Thohir terkait vaksin karena ditunjuk sebagai Kepala Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dia juga menuturkan, sejumlah menteri menjadi anggota dalam komite tersebut.

"Mengenai vaksin mungkin posisi Menteri BUMN bukan Menteri BUMN-nya, tapi seperti bapak ibu tahu Menteri BUMN ditunjuk sebagai ketua pelaksana dari Komite Penanganan COVID dan Pemulihan Ekonomi Nasional," terangnya.

Bambang juga bilang, riset dan inovasi terkait penanganan COVID yang dilakukan Kemenristek/BRIN telah masuk dalam tahap industri. Bahkan, kata dia, sudah masuk ke dalam pengadaan.

"Intinya kalau untuk pertama mengenai riset dan inovasi terkait COVID itu produk-produk yang sudah kami hasilkan dari test kit, ventilator dan seterusnya yang peting sekarang sudah di industri, sudah produksi masal, yang penting lagi dalam tanda petik dilakukan pengadaan baik Kemenkes maupun satuan tugas," terangnya.



Simak Video "Apakah IHSG Akan Melaju ke 7.300?"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads