Pengembangan sebuah vaksin memakan waktu yang lama. Paling tidak, butuh waktu sampai 15 tahun hingga bisa diproduksi.
Demikian disampaikan peneliti vaksin PT Bio Farma (Persero) Erman Tritama dalam acara Indonesia Muda Club, Jumat (28/8/2020).
"Pengembangannya cukup panjang kalau dilihat pengembangan pembuatan vaksin secara umum hampir 15 tahun. Mulai dari pemilihan kandidat vaksin, uji pre klinis, dan uji klinis yaitu uji di manusia sampai mendapat persetujuan dari badan regulasi. Dalam hal ini untuk Indonesia BPOM untuk kemudian bisa dijual," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana dengan vaksin Corona? Vaksin Corona yang ada di Indonesia sendiri tengah menjalani uji klinis tahap III. Vaksin ini bakal diproduksi pada tahun depan. Jika lancar, maka pembuatan vaksin ini terhitung sangat cepat.
Dia menjelaskan, dalam kondisi darurat pengembangan vaksin bisa dipercepat.
"Jadi pada kondisi emergency pandemi seperti ini ada beberapa aturan memang yang diperbolehkan Badan Kesehatan Dunia WHO sendiri itu ada namanya EUL emergency use listing," terangnya.
Dia bilang, dalam kondisi darurat beberapa tahapan dalam pembuatan vaksin bisa dilewati. Tapi, dia bilang, tetap harus ada pembuktian.
"Pada kondisi emergency memang pembuatan vaksin ini dipercepat. Ada beberapa tahapan yang diperbolehkan dilewati tapi tentu tetap harus ada pembuktian. Makanya tetap harus ada uji klinis yang dipersyaratkan," ungkapnya.
(acd/eds)