Sama seperti Covifor, Desrem juga tidak dijual bebas. Obat ini akan didistribusikan melalui rumah sakit, dan pemberiannya wajib dengan resep dokter. Obat ini juga dipastikan akan tersedia pekan depan.
"Iya sudah tersedia mulai minggu depan. Kamis atau Jumat minggu depan," kata Arief.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga Remdesivir cukup bervariasi di Indonesia, bagaimana perbandingan harganya dengan yang disediakan di negara lain?
Obat Remdesivir sendiri memang sudah dipakai di negara lain untuk mengobati COVID-19, salah satunya di India. Di sana, Remdesivir sama-sama diproduksi oleh perusahaan farmasi Hetero Pharma, yang menyediakan obat untuk Kalbe Farma. Namanya pun sama-sama Covifor.
Melansir situs Financial Express, Juni lalu, Hetero mengumumkan mereka akan mendistribusikan Covifor untuk pertama kalinya sebanyak 20 ribu vial. Sama seperti di Indonesia, Covifor di India hanya didistribusikan ke rumah sakit saja.
Dalam pernyataannya ke publik, Hetero mematok harga untuk Covifor sebesar 5.400 Rupee India per vial. Bila dirupiahkan jumlahnya sekitar Rp 1 juta (dalam kurs Rp 202,9/rupee).
Remdesivir juga digunakan di Amerika Serikat untuk menyembuhkan COVID-19. Di negeri Paman Sam, Remdesivir diproduksi oleh perusahaan farmasi Gilead Sciences.
New York Times, akhir Juni lalu memberitakan Gilead dan Departemen Kesehatan AS telah mengumumkan harga untuk Remdesivir. Obat ini akan diberikan per sesi pengobatan yang akan menghabiskan 6 dosis Remdesivir.
Remdesivir dijual seharga US$ 520 per vial atau sekitar Rp 7,6 juta (dalam kurs Rp 14.800) atau sebesar US$ 3.120 atau Rp 46 juta per sesi pengobatan di rumah sakit. Harga itu diberikan pada pengobatan pasien dengan asuransi swasta.
Harga berbeda dipatok untuk pasien yang menggunakan asuransi resmi pemerintah. Harga Remdesivir akan ditetapkan pada US$ 390 per vial adalah Rp 5,7 juta, atau US$ 2.340 atau Rp 34 juta per sesi pengobatan
Simak Video "Obat Covid-19 untuk Pasien Isolasi Mandiri Masih Gratis"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)