Industri kecil menengah (IKM) alat angkut mulai merambah produksi komponen sepeda untuk substitusi kebutuhan impor. Hal ini sekaligus untuk menangkap peluang dari tren penjualan sepeda yang sedang meningkat.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih mengatakan di pertengahan tahun 2020 penjualan sepeda mengalami peningkatan hingga 4 kali lipat bila dibandingkan dengan penjualan tahun lalu.
"Ini merupakan peluang besar bagi IKM kita, termasuk sektor alat angkut untuk bisa ikut berkontribusi," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (16/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan pihaknya mendorong IKM alat angkut memproduksi frame sepeda sebagai salah satu komponen utama. Dalam membuat rangka sepeda tersebut diperlukan teknik pengelasan yang benar untuk menjamin keselamatan pengendaranya.
"Untuk itu, melalui program pembinaan terhadap IKM alat angkut, kami memberikan pendampingan bimbingan teknis tentang pengelasan. Kegiatan ini sudah kami laksanakan bagi IKM alat angkut di Kabupaten Tasikmalaya beberapa waktu lalu," kata Gati.
Gati mengatakan pengelasan merupakan teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa logam penambah sehingga menghasilkan sambungan yang kontinyu.
"Welder atau SDM yang melakukan pengelasan perlu didukung pengetahuan dasar pengelasan dan juga perlu memiliki keterampilan teknis dalam hal penggunaan alat dan mesin las, persiapan mengelas, cara pengelasan, serta pencegahan dan perbaikan kesalahan las agar dapat memberikan hasil pengelasan yang berkualitas," imbuhnya.
Ia mengatakan pihaknya akan mendorong penguatan daya saing IKM alat angkut melalui peningkatan di sisi quality, cost, dan delivery (QCD), salah satunya melalui bimbingan teknis untuk penguatan kompetensi SDM di sektor IKM.
Selain itu pihaknya juga menggelar program kegiatan yang diyakini bisa mendorong peningkatan permintaan produk IKM di Indonesia. Selanjutnya, pemberian fasilitasi mesin dan peralatan, pendampingan tenaga ahli, dan fasilitasi sertifikasi produk maupun kompetensi SDM.
"Industri alat angkutan merupakan sektor yang memiliki peran besar terhadap perekonomian nasional," katanya.
Menurutnya, hal ini terlihat dari nilai investasi di sektor tersebut yang mencapai Rp 8,39 triliun pada tahun 2019 atau masuk dalam 5 besar sektor industri dengan nilai investasi terbesar setelah makanan, logam, kimia, dan farmasi.
(prf/ega)