Japan Bank of International Cooperation (JBIC) menyetujui kucuran pembiayaan untuk Nissan Motor Co hingga US$ 2 miliar atau setara Rp 28,2 triliun (kurs Rp 14.100). Pembiayaan itu merupakan bagian dari perjanjian kredit untuk membantu perusahaan mendanai penjualan mobil di Amerika Serikat.
JBIC sendiri merupakan perusahaan pembiayaan kredit ekspor milik pemerintah Jepang.
Melansir Reuters, Kamis (26/11/2020), pemberian kredit itu merupakan bagian dari perjanjian kredit senilai US$ 4,1 miliar atau setara Rp 57,82 triliun untuk Nissan Motor Acceptance Corporation, yang merupakan unit usaha dari Nissan Amerika Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jepang Mau Honda dan Nissan Bergabung |
Uang itu akan membantu perusahaan Jepang menjual mobil di AS yang merupakan pasar mobil terbesar kedua di dunia setelah China. Uang itu memungkinkan perusahaan untuk menyalurkan kredit untuk pembelian mobil. Informasi itu disebutkan dalam penyataan JBIC.
"Amerika Serikat adalah pasar yang penting bagi pabrikan mobil Jepang. Pembiayaan penjualan telah menjadi alat penting dalam strategi bisnis," bunyi pernyataan JBIC.
JBIC telah memberikan pinjaman untuk pembiayaan penjualan luar negeri kepada pembuat mobil lain, yakni Honda Motor Co di Brasil. Dalam perjanjian yang diteken Oktober besaran pembiayaannya mencapai US$ 78 juta.
Selain itu JBIC juga pada September memberikan pembiayaan kepada Toyota Motor Corp di Afrika Selatan. Namun JBIC tidak mengungkapkan nilai kesepakatan itu.
Perjanjian terbaru dengan Nissan lebih dari tiga kali lipat pinjaman $ 582 juta yang diberikan oleh JBIC pada Juli untuk membantunya membiayai penjualan mobil di Meksiko.
Seorang juru bicara JBIC mengatakan lembaga kredit ekspor pemerintah menerapkan standar pinjaman yang sama seperti bank swasta.
Nissan, produsen mobil terbesar ketiga di Jepang, berfokus pada pasar utama saat menarik diri dari ekspansi cepat yang dipimpin oleh Ketua Carlos Ghosn yang terguling.
Mereka ingin meningkatkan pangsa pasar dengan model-model baru di Amerika Serikat, China, dan Jepang karena mereka pulih dari penurunan permintaan yang dipicu oleh pandemi COVID-19.
"Kami memiliki pembiayaan dari berbagai cara berbeda dan JBIC adalah salah satunya," kata juru bicara Nissan.
Bulan ini, Nissan memangkas perkiraan kerugian operasinya untuk tahun ini hingga Maret 2021 sebesar 28%, meskipun masih mencapai rekor sekitar 340 miliar yen ($ 3,2 miliar), dibantu oleh rebound dalam permintaan, terutama di China.
(das/dna)