Pfizer dan Moderna diramal dapat meraup penjualan vaksin Corona (COVID-19) hingga US$ 32 miliar atau setara Rp 453 triliun (kurs Rp 14.156) di tahun 2021.
Ada tiga alasan mengapa kedua raksasa produsen vaksin tersebut diproyeksi mencetak pendapatan besar-besaran hanya dari penjualan vaksin di 2021 seperti yang dikutip dari CNN, Minggu (13/12/2020):
1. Pfizer Sudah Kantongi Izin FDA
Menurut analisis Morgan Stanley, Pfizer bersama mitranya, BioNTech akan meraup pendapatan sebesar US$ 19 miliar atau setara Rp 268 triliun dari penjualan vaksin Corona hanya di tahun 2021. Apalagi, kedua perusahaan itu sudah mengantongi izin BPOM Amerika Serikat (AS) atau Food and Drug Administration (FDA) untuk penggunaan darurat vaksin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Vaksin Akan Tetap Dibutuhkan
Meski vaksinasi akan segera dimulai, vaksin Corona diproyeksi tetap mencetak permintaan di tahun-tahun berikutnya. Oleh sebab itu, Pfizer akan meraup penjualan vaksin US$ 9,3 miliar atau Rp 131 triliun lebih tinggi dari BioNTech.
Sementara itu, di 2020 penjualan vaksin kedua perusahaan tersebut diproyeksi mencapai US$ 975 juta atau sekitar Rp 13,8 triliun. Pasalnya, pada saat Pfizer mengumumkan vaksinnya telah efektif 90%, sahamnya melejit.
Sepanjang 2020, harga saham Pfizer melonjak 12%. Sementara itu, harga saham BioNTech di AS telah melonjak hampir 300%, meningkatkan valuasi perusahaan menjadi US$ 30 miliar atau setara Rp 424 triliun berkat sentimen mulai dikebutnya produksi vaksin Corona.
3. Moderna Segera Kantongi Izin FDA
Proyeksi pendapatan penjualan vaksin Corona untuk Moderna itu dilatarbelakangi oleh kabar di mana izin penggunaan darurat vaksin dari FDA akan terbit dalam waktu dekat.
(ara/ara)