Agus memperkirakan industri pengolahan nonmigas akan terkontraksi dengan perbaikan pertumbuhan sebesar minus 2,22% di akhir 2020.
Selanjutnya pada tahun 2021 dengan asumsi pandemi COVID-19 sudah dapat dikendalikan, dan dengan adanya vaksin maka aktivitas ekonomi akan kembali pulih seperti sebelum hadirnya virus tersebut di Indonesia.
"Kami memproyeksikan bahwa pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia pada tahun 2021 akan tumbuh 3,95% yang mendekati titik 4%," sebutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi tahun depan, pihaknya memproyeksikan bahwa semua sektor dan semua subsektor industri manufaktur akan mampu tumbuh positif.
Investasi pun diperkirakan akan tetap menjadi faktor penggerak pertumbuhan sektor industri tahun depan. Itu juga didorong oleh terbitnya Undang-undang Cipta Kerja dan komitmen pemerintah untuk menyelesaikan aturan-aturan turunannya.
"Investasi sektor industri pengolahan di tahun 2021 diproyeksikan akan tetap naik hingga mencapai Rp 323 triliun. Ini proyeksi kami pada tahun 2021," paparnya.
Pihaknya optimis lantaran pandemi COVID-19 dianggap tak banyak mempengaruhi sisi investasi di sektor industri manufaktur. Kontraksi investasi di Indonesia lebih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
"Banyak sekali rencana relokasi pabrik-pabrik termasuk pabrik dari China yang membuktikan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara tujuan investasi yang sangat menarik bagi para investor," tambahnya.
(toy/fdl)