Sejumlah pemegang merek mobil-mobil ternama sudah memulai produksi mobil listrik. Tak hanya Tesla yang dijagokan sebagai produsen nomor 1 mobil listrik, Nissan, Volkswagen, hingga Renault juga tengah fokus pada kendaraan ramah lingkungan tersebut.
Pada tahun 2030, Uni Eropa sendiri menargetkan sebanyak 30 juta mobil listrik tersebar di Benua Biru tersebut.
Di sisi lain, sejumlah produsen juga sudah memikirkan bagaimana mendaur ulang baterai-baterai mobil listrik alias electric vehicle (EV) battery. Selama baterai terpasang di mobil dan masih bekerja, kemungkinan kandungannya masih netral karbon. Namun, bagaimana jika EV battery sudah tak lagi berfungsi?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun sebagian besar komponen EV hampir sama dengan mobil konvensional, perbedaan besar terletak pada baterainya. Aki atau baterai yang digunakan di mobil berbahan bakar minyak (BBM) dapat didaur ulang. Namun, hal itu tak berlaku untuk EV battery yang memiliki versi lithium-ion.
Ukuran EV battery pun jauh lebih besar dan lebih berat ketimbang aki. Lalu, EV battery terdiri dari beberapa ratus sel lithium-ion, yang semuanya perlu dibongkar. Pasalnya, sel lithium-ion mengandung bahan berbahaya, dan memiliki kecenderungan untuk meledak jika tidak dipasang dengan benar.
Menurut peneliti dari Universitas Birmingham Paul Anderson, belum diketahui seberapa banyak komponen dari EV battery yang dapat didaur ulang.
"Saat ini, secara global, sangat sulit untuk mendapatkan angka rinci berapa persentase baterai lithium-ion yang didaur ulang, tetapi nilai yang dikutip setiap orang adalah sekitar 5%. Bahkan, di negara-negara lain jumlahnya jauh lebih kecil," kata Anderson dilansir dari BBC, Selasa (27/4/2021).
Uni Eropa juga sudah mewajibkan para produsen mobil listrik untuk bertanggung jawab dan memastikan bahwa produk mereka tidak dibuang begitu saja di akhir masa pakainya.
Saat ini, Nissan menggunakan kembali baterai lama dari model Leaf. Lalu, Volkswagen juga melakukan hal yang sama. Namun, Volkswagen juga baru membuka pabrik daur ulang pertamanya di Salzgitter, Jerman. Perusahaan berencana mendaur ulang hingga 3.600 sistem baterai per tahun selama fase uji coba.
Kepala Perencanaan Daur Ulang Volkswagen Group Components Thomas Tiedje mengatakan, pihaknya sudah menemukan beberapa hal dari uji coba tersebut.
"Sebagai hasil dari proses daur ulang, banyak bahan berbeda yang ditemukan. Sebagai langkah pertama, kami fokus pada logam katoda seperti kobalt, nikel, litium, dan mangan. Bagian yang dibongkar dari sistem baterai seperti aluminium dan tembaga dimasukkan ke dalam aliran daur ulang yang sudah disiapkan," kata Tiedje.
Baca berita selengkapnya di halaman selanjutnya
Tonton juga Video: Rencana Mobil Listrik Xiaomi Terbongkar, Disebut Gandeng Perusahaan Ini