Perihal kelangkaan tabung gas oksigen, Fridy mengakui, Indonesia sampai saat ini belum memiliki pabrik pembuat tabung gas oksigen.
"Kita memang botol itu tetap kita impor, karena kita nggak ada pabriknya ya, kalau abis kita beli lagi. Yang tertunda kita perlancar, hanya itu saja yang bisa kita lakukan," sambungnya.
Pihaknya mendorong jika tabung gas oksigen mengalami kelangkaan di pasaran, maka distributor diharapkan segera melakukan importasi. Mengingat, kata dia, tabung gas oksigen bukanlah barang lartas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada pengaturan atau pembatasan, pasti pedagang itu sudah melakukan importasi itu. Begitu kosong mereka pasti pengadaan, sama lah dengan barang-barang yang lain. Mereka secara otomatis dilihat bisnis itu peluang untuk mereka," jelasnya.
Fridy mengimbau agar masyarakat tidak panik akan kehabisan oksigen. Saat ini pihaknya memfokuskan ketersediaan oksigen untuk penanganan secara medis.
"Yang penting infokan ke masyarakat oksigen kita cukup, nggak ada masalah. Karena oksigen bisa dipakai medis dan nonmedis, kita sekarang mendorong oksigen penyiapan untuk medis diutamakan. Jadi utilisasinya sekarang sudah didorong 100%," pungkasnya.
(ara/ara)