PPKM darurat telah berjalan selama lima hari. Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, perkembangan ekonomi di awal bulan Juli menunjukkan hasil yang cukup baik.
Pihaknya mencatat, terjadi pertumbuhan untuk penjualan ritel, penjualan mobil, konsumsi listrik industri, konsumsi semen meningkat, PMI 5,35, ekspor di atas 50% dalam dua bulan berturut-turut, bahan baku naik mencapai 70% dan bahan modal naik 35%.
"Artinya industri manufaktur pasti mengalami geliat dengan berbagai indikator tersebut," kata Sri Mulyani dalam webinar Mid Year Economic Outlook, Rabu (7/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkembangan tersebut sejatinya ingin dipertahankan. Namun di sisi lain virus varian delta memberikan tekanan pada ekonomi sehingga pihaknya melakukan revisi dan redesigning untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Kita menghitung kembali dan tentu menggunakan APBN untuk membantu di bidang kesehatan, bansos, dan pemulihan ekonomi akan diupayakan meskipun kita hadapi tantangan-tantangan. PEN kita mencapai Rp 699 triliun namun komposisi PEN akan terus bergerak," ujarnya.
Di sisi lain, nasib ekonomi akan bergantung pada keberhasilan PPKM darurat. Kewaspadaan akan virus COVID-19 varian delta harus ditingkatkan dan diiringi dengan pemberian vaksinasi. Target pemberian vaksin diprediksi 2 juta per hari pada bulan Agustus 2021 mendatang bahkan 3 juta di kuartal ketiga dan keempat.
"Kita melihat kewaspadaan harus ditingkatkan, tadi pak Menkes menyebutkan mengenai langkah tapi poinnya adalah vaksinasi harus meluas dan sukses, karena dengan vaksin kita bisa mengurangi antara covid dengan mobilitas dan pemulihan ekonomi," kata Sri Mulyani.
"Kalau vaksinnya rendah maka setiap kali kita ngegas, perekonomian naik maka terjadi kenaikan covid. Tapi kalau vaksin meluas maka mobilitas masih bisa berjalan dengan risiko covid bisa terjaga. Oleh karena itu kenaikan vaksinasi menjadi penting, supply vaksin menjadi faktor penentu," pungkasnya.