Vaksin Berbayar Jadi Pertentangan, Kimia Farma: Animo Masyarakat Tinggi

Vaksin Berbayar Jadi Pertentangan, Kimia Farma: Animo Masyarakat Tinggi

Siti Fatimah - detikFinance
Senin, 12 Jul 2021 16:25 WIB
Munculnya pilihan vaksin COVID-19 berbayar menuai kontroversi di kalangan masyarakat. PT Kimia Farma TBK pun kemudian menunda pelaksanaan vaksinasi berbayar.
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Jakarta -

Pemerintah memperluas cakupan program Vaksinasi Gotong Royong (VGR) kepada tiap individu, tidak lagi ke badan usaha. Sebagai awalan, setiap orang bisa mendapatkan akses vaksin berbayar pada fasilitas pelayanan kesehatan milik PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF).

Masyarakat yang mau mendapatkan vaksin harus merogoh kocek sekitar Rp 450 ribu per dosis. Rinciannya yaitu harga vaksin jenis Sinopharm Rp 321.660 per dosis dan tarif maksimal pelayanan vaksinasi Rp 117.910 per dosis.

Akan tetapi, rencana vaksinasi berbayar yang awalnya akan dimulai hari ini, 12 Juni 2021 akhirnya ditunda dalam batas waktu yang belum ditentukan. Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Ganti Winarno Putro mengatakan, vaksinasi berbayar dilakukan dengan alasan untuk perluasan program Vaksinasi Gotong Royong (VGR) hingga mempercepat pencapaian herd immunity.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia pun menjelaskan, program VGR ini memiliki perbedaan dengan program vaksin dari pemerintah salah satunya dari jenis vaksin yang digunakan.

"Tujuannya adalah perluasan program vaksinasi gotong royong ini untuk percepatan herd immunity. Seperti diketahui program Vaksinasi Gotong Royong berbeda dengan Vaksinasi Program Pemerintah dan untuk mendukung program ini, serta vaksin yang digunakan bukan vaksin yang dipakai untuk program pemerintah, tetapi menggunakan Vaksin Sinopharm," kata Ganti dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Senin (12/7/2021).

ADVERTISEMENT

Berdasarkan surat Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/ Menkes/12758/2020, ada 7 jenis vaksin COVID-19 yang disetujui oleh pemerintah yaitu Vaksin Sinovac, PT Bio Farma, Novavax, Oxford-AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Moderna dan Sinopharm.

Lebih lanjut, meski mengalami penundaan, Ganti menuturkan bahwa pihaknya telah mendapatkan catatan masyarakat yang mendaftarkan diri dalam program VGR tersebut. Namun, dia tak menyebutkan lebih lanjut berapa banyak masyarakat yang sudah melakukan pendaftaran.

"Animo masyarakat tinggi terhadap Vaksinasi Gotong Royong ini," tuturnya.

Sebagai informasi, Kimia Farma sebagai bagian dari Holding BUMN Farmasi telah mengumumkan akan menyediakan vaksin COVID-19 dosis pertama dan kedua secara berbayar. Total kapasitas pelayanan VGR individu dari 8 klinik ini sebanyak 1.700 peserta per hari.

Ada 8 lokasi yang direncanakan yaitu 3 lokasi di Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, dan Bali. Dalam perencanaan teknisnya, Kimia Farma menerima banyak pro-kontra dari mulai dewan, pengamat hingga ekonom.

(eds/eds)

Hide Ads