Ramai Ditolak
Setelah resmi diumumkan, kebijakan vaksinasi gotongroyong individu atau vaksin berbayar langsu ramai menuak kritik hingga penolakan.
"Vaksin berbayar itu tidak etis, di tengah pandemi yang sedang mengganas. oleh karena itu, vaksin berbayar harus ditolak," tegas Ketua Pengurus Harian YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) Tulus Abadi, Minggu (11/7/2021).
Menurut Tulus, kebijakan baru ini bisa membuat malas untuk vaksinasi. Menurutnya, untuk vaksin gratis saja banyak yang tidak mau, apalagi berbayar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penolakan juga datang dari para buruh. Mereka menyatakan akan mendukung program vaksinasi, namun negara yang harus membayar dan memberikan vaksin ke masyarakat dengan gratis.
"Kami setuju semua orang, termasuk buruh harus divaksin. Tapi negara yang harus membayar, seluruh dunia juga begitu, rakyatnya vaksin gratis," ungkap Presiden KSPI Said Iqbal dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/7/2021).
Said Iqbal menyatakan para buruh menolak adanya komersialisasi pada program vaksinasi. Buruh tidak setuju ada vaksin yang harus dibayar, baik vaksin Gotong Royong oleh pengusaha, maupun vaksin individu lewat Kimia Farma.
Tah berhenti sampai di situ. Kepala Unit Program Imunisasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Ann Lindstrand mengatakan seharusnya tidak ada yang harus membayar untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Menurut Ann, semua orang harus bisa divaksinasi tanpa terikat kondisi ekonomi.
"Rencana vaksin berbayar bisa menimbulkan masalah etik dan akses, terutama dalam masa pandemi yang membutuhkan cakupan vaksin bisa mencapai kelompok berisiko tinggi," kata Ann seperti dikutip dari situs resmi WHO pada Kamis (15/7/2021).
Ditunda
Jadwal vaksinasi Gotong Royong Individu berbayar yang sedianya bisa diakses di Klinik Kimia Farma mulai Senin (12/7/2021) terpaksa ditunda. Kimia Farma akan melakukan perpanjangan proses sosialisasi terlebih dahulu.
"Kami mohon maaf karena jadwal Vaksinasi Gotong Royong Individu yang semula dimulai hari Senin, 12 Juli 2021 akan kami tunda hingga pemberitahuan selanjutnya," kata Corporate Communications PT Kimia Farma Apotek, Novia Valentina, saat dihubungi detikcom, Senin (12/7/2021).
Dia menjelaskan, penundaan ini akibat animo masyarakat yang begitu besar. Maka dari itu, pihak Kimia Farma perlu memperpanjang masa sosialisasi vaksinasi Gotong Royong berbayar ini.
"Besarnya animo serta banyaknya pertanyaan yang masuk membuat Manajemen memutuskan untuk memperpanjang masa sosialisasi Vaksinasi Gotong Royong Individu serta pengaturan pendaftaran calon peserta," ujarnya.
Bagaimana keputusan akhir kebijakan ini? Buka halaman selanjutnya.