Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita membeberkan penyebab anjloknya Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia ke level 40,1 pada Juli, dari 53,5 di Juni. Salah satu penyebabnya adalah minimnya suplai bahan baku oksigen untuk industri.
Dia menjelaskan bahwa di tengah lonjakan kasus positif virus Corona (COVID-19) akibat varian Delta, produksi oksigen oleh produsen dikerahkan untuk kebutuhan pasien COVID-19.
"Nah, karena oksigen ini diperlukan untuk medis, yang tadinya sebelum datangnya varian Delta yang baru itu rasio oksigen untuk industri 70%, untuk medis 30%, sekarang kami balik untuk medis 90% dan 10% untuk industri," kata dia dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga tentu saja dampaknya adalah mereka industri tidak bisa mendapatkan bahan baku oksigen yang diperlukan oleh mereka untuk melakukan proses produksinya," lanjut Agus.
Angka PMI sendiri menjadi indikator yang menunjukkan ekspansi atau geliat industri. Umumnya industri manufaktur dikatakan ekspansif jika PMI berada di atas level 50.
"Tapi sekali lagi kami sangat optimis terhadap resiliensi dari industri manufaktur," sebutnya.
Dia juga menyampaikan bahwa pada tahun lalu PMI manufaktur Indonesia sempat merosot. Kemudian situasinya berangsur membaik, tertinggi berada di level 55,3 pada Mei 2021.
"Yang ingin kami sampaikan resiliensi dari industri dalam negeri ini, saya kira tidak perlu kita khawatirkan. Jadi tinggal menunggu apa yang tadi disampaikan oleh Pak Menko (Perekonomian), vaksinasi untuk sektor industri agar dikejar sehingga industri bisa melaksanakan proses produksinya kembali normal," tambahnya.