Saingi China, RI Tebar Ekspor Pupuk ke India-Australia

Saingi China, RI Tebar Ekspor Pupuk ke India-Australia

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 27 Agu 2021 11:46 WIB
Antisipasi kelangkaan pupuk sekaligus memenuhi kebutuhan petani jelang musim tanam, Pupuk Kaltim menyiapkan pupuk Urea non subsidi.
Ilustrasi/Foto: Dok. Pupuk Kaltim

Untuk diketahui, Pupuk Kaltim mencatat sebanyak 327.541 metric ton (MT) amoniak hasil produksi telah diekspor ke berbagai negara dengan nilai penjualan mencapai Rp 1,79 triliun selama semester I 2021. Adapun produksi amoniak mencapai 2,82 juta ton sepanjang 2020, atau meningkat 3.89% dibanding jumlah produksi 2019.

Pada ekspor semester I 2021 ini, selain menggunakan metode Free on Board (FoB), juga menggunakan metode Cost, Insurance and Freight (CIF) dengan mengirim amoniak sejumlah 5.250 MT menggunakan kapal armada milik PT Pupuk Indonesia
Logistik (Pilog). Metode CIF ini dipilih oleh PKT guna mengoptimalkan sinergi antar kedua anak usaha Pupuk Indonesia tersebut.

Adapun selama periode paruh pertama 2021, negara tujuan ekspor Amoniak PKT adalah Australia, India, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Taiwan, Thailand, Vietnam, Cina, Jepang dan Singapura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kelihatan tren pertumbuhan sebenarnya di Australia, itu ada kalau diprediksikan, ada potensi pasar di area Australia, itu kemungkinan akan naik. Sehingga diharapkan kita juga bisa mengisi pasar itu, karena kita relatif dianggap produsen yang paling dekat dengan Australia. Dan infrastruktur di Pupuk Kaltim sangat baik untuk memenuhi kebutuhan itu," jelasnya.

Kinerja keuangan Pupuk Kaltim juga positif hingga Juli 2021. Dia mengatakan, target laba bersih tahun 2021 sebesar Rp 1,9 triliun bahkan sudah tercapai.

ADVERTISEMENT

"Bottom line, laba ditargetkan kan tahun ini kira-kira Rp 1,9 triliun. Alhamdullilah di kondisi saat ini, kondisi pasar harga pasar bagus sekali, baik urea maupun amoniak. Sehingga dengan kuantum yang sama, yang kita capai dari produksi yang sudah kita hasilkan dengan harga yang sangat bagus, sehingga bisa menghasilkan keuntungan yang sangat bagus juga ini. Alhamdulillah dalam waktu sampai dengan bulan Juli target 1 tahun sudah bisa terlampaui," terangnya.

"Tapi kan gini, itu kaya seperti durian runtuh karena harga pasar yang melambung tinggi. Kita tidak boleh selalu berharap harga terlalu tinggi gitu kan, yang paling penting secara operasional kita tetap bisa meningkatkan efisiensi. Semua hal yang di bawah kendali kita, tetap kita jalankan sebaik mungkin," tutupnya.


(acd/eds)

Hide Ads