Anak Usaha BUMN Ini Bidik Properti Rp 759 M di Kawasan Industri Batang

Anak Usaha BUMN Ini Bidik Properti Rp 759 M di Kawasan Industri Batang

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 13 Sep 2021 17:58 WIB
Seakan tidak ingin kehilangan kesempatan emasnya, Presiden Joko Widodo melakukan  pengecekan secara rutin persiapan Kawasan Industri Batang.
KIT Batang/Foto: Robby Bernardi
Jakarta -

Anak usaha PT PP (Persero) Tbk, yaitu PT PP Properti Tbk (PPRO) memproyeksikan pendapatan di 2021 sebesar Rp 1,7 triliun dan EBITDA Rp 328 miliar. Kehadiran KIT Batang menjadi angin segar perusahaan.

Direktur Utama PP Properti I Gede Upeksa Negara mengatakan perseroan optimistis akan proyeksi tahun ini karena membaiknya kondisi pandemi COVID-19 dan didorong langkah strategis perseroan.

"Seiring dengan membaiknya kondisi COVID-19 yang sudah menurun cukup bagus dan pelaksanaan PPKM juga sudah mulai turun levelnya. Nanti di akhir tahun kita optimis akan mencapai kinerja seperti yang kita harapkan," ujar Gede beberapa waktu lalu, ditulis Senin (13/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi properti Gede mengungkapkan salah satu strategi perseroan mendukung program pemerintah baik melalui kawasan industri maupun pariwisata juga akan menjadi pendorong capaian proyeksi PPRO.

Ditambah lagi, Gede menyebutkan, PPRO mampu menyerap aspirasi dan perubahan pasar yang ada di mana kebutuhan mulai bergeser. Perseroan akan menerapkan perubahan tersebut pada produk-produk propertinya sehingga bisa terserap pasar.

ADVERTISEMENT

PPRO menyatakan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk pembelian rumah tapak dan unit rumah susun telah memberikan dampak positif bagi perseroan.

Senada, Direktur Keuangan PP Properti Deni Budiman mengatakan penjualan properti naik sekitar 2-4% secara tahunan pada semester I-2021. Deni menilai dampak tersebut kurang signifikan lantaran insentif tersebut baru diterbitkan Maret 2021.

"Untuk sampai akhir tahun, kami masih optimistis insentif PPN (dapat memberikan dampak yang lebih signifikan terhadap penjualan) unit ready stock," katanya.

Deni berharap pertumbuhan penjualan yang terjadi pada semester I-2021 dapat berlanjut ke paruh kedua 2021.

Bagaimana potensi PPRO menggarap properti di KIT Batang? Cek halaman berikutnya.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengungkap potensi PPRO dalam mengembangkan KIT Batang.

"Capaian positif ini karena PPRO akan mengembangkan properti KIT Batang yang menjadi salah satu proyek strategis nasional di Jawa Tengah dengan total area seluas 4.300 hektare," katanya.

PPRO telah melakukan kesepakatan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) kerja sama dengan KIT Batang pada Rabu, 1 September 2021. Saat ini, ada sekitar 7 hektare yang PPRO siapkan untuk dikembangkan dengan nilai investasinya akan mencapai Rp 759 miliar.

"Ke depannya, KIT Batang diproyeksikan mencatat revenue sebesar Rp 1,5 triliun tapi ini akan tergantung dari penyerapan dari para tenant. Tampaknya, KIT Batang akan memberikan tambahan kinerja PPRO sehingga nantinya kinerja PPRO dapat tercatat lebih baik di tahun ini," ujar Reza.

PPRO menargetkan peningkatan yang disertai dengan kenaikan liabilitas dan juga ekuitas perseroan. Hingga akhir tahun ini perseroan menargetkan peningkatan aset dari Rp 18,58 triliun pada 2020 menjadi Rp 19,62 triliun. Adapun ekuitas perseroan pada akhir 2021 diharapkan mencapai Rp 4,76 triliun serta liabilitas menjadi Rp 14,86 triliun.


Hide Ads