Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim mengungkap penyebab utang perusahaan bertambah dan cash flow negatif. Ia mengatakan hal ini dikarenakan utang dan gaji karyawan dibayar pakai utang.
"Kalau masalah utang tidak terlalu kaget. Yang repot itu masalahnya cash flow-nya negatif. Bayar utang pake utang, bayar gaji pakai utang. Nah makanya saya selalu bilang EBITDA penting, karena itu ril uang yang dihasilkan," kata Silmy dalam acara Blak-blakan detikcom.
Namun, EBITDA atau Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization perusahaan juga disebut negatif. Menurut Silmy masalah ini lebih rumit dari masalah utang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang paling dikhawatirkan itu cashflow karena EBITDA-nya negatif. Jadi lebih susah. Kalau besar EBITDAnya masih positif apa lagi monopoli, itu relatif lebih mudah. Jadi isunya tidak terlalu banyak," ungkapnya.
Untuk itu dalam membenahi itu, Silmy melakukan sejumlah upaya. Di antaranya membuat program EBITDA harian. "Paling tidak membawa tim saya itu menjadi fighter apa yang dilakukan harus menghasilkan uang," jelasnya.
Meski demikian, Silmy mengambil upaya cepat dalam mengatasi utang yang menggunung itu. Dia mendatangi langsung 10 bank pemberi pinjaman atau kredit. Terutama bank Himbara, di mana utang Krakatau Steel paling besar atau 65% dari bank pelat merah.
"Saya datangi dirut satu-satu yang besar dulu, itu Himbara. Karena waktu itu 65% pinjaman dari bank pelat merah. Yang paling gede lagi swatas dari siapa. Basicly saya datangi semua. Saya bilang "restrukturisasi" dengan harapan bisa cepat. Kemudian ke-10 bank ada bank pelat merah, swasta, ada asing, pendekatannya berbeda-beda. Sementara perjanjian titik koma harus untuk kesepuluh bank itu," terangnya.
Tidak hanya negosiasi kepada kreditor. Silmy juga memangkas karyawan-karyawannya. Dengan merampingkan 60 anak perusahaan, tidak memperpanjang kontrak karyawan dan menawarkan pensiun dini.
"Saya tawarkan pensiun usia 40. Pensiun dipercepat. Benefitnya, kita berikan sesuai. Buat KS apa? Daripada nggak produktif. Mau rugi terus? Akhirnya 100% hilang karena didiamkan. Atau pilih 40%-60% bertahan. 'Tapikan bapak lebih dari 60% tuh ngilanginnya' Ya kan ada juga pensiun normal, saya tidak ganti, masuk 56 posisinya ada gabungin, gabungin-gabungin," jelas Silmy Karim.
Lanjut ke halaman berikutnya.