Vaksin Zifivax bakal Diproduksi di RI November 2021

Vaksin Zifivax bakal Diproduksi di RI November 2021

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 12 Okt 2021 15:53 WIB
Vaccine and syringe injection It use for prevention, immunization and treatment from COVID-19
Foto: Getty Images/iStockphoto/kiattisakch
Jakarta -

Vaksin Zifivax mulai diproduksi di Indonesia mulai awal November 2021. Produksi vaksin tersebut atas kerjasama dua perusahaan swasta PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia (Biotis) dan PT. Jakarta Biopharmaceutical Industry (JBIO).

Produksi vaksin Zifivax akan dilakukan di pabrik perusahaan swasta nasional PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia (Biotis) yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

PT Biotis sendiri telah mendapatkan izin cara produksi obat yang benar (CPOB) fill and finished produk vaksin COVID-19 dari BPOM RI pada tanggal 18 Agustus 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Direktur Utama PT. Biotis, FX Sudirman kapasitas produksi pabrik PT. Biotis untuk fill and finished mampu menghasilkan 20 juta dosis vaksin per bulan. Vaksin Zifivax akan diproduksi di pabrik Biotis sebanyak 10 juta dosis per bulan dan sampai akhir tahun 2021 minimal sebanyak 20 juta dosis.

"Sebenarnya pabrik kami mampu memproduksi vaksin Covid-19 dalam bentuk fill and finished sebanyak 20 juta per bulan, namun kami dalam waktu dekat juga merencanakan untuk memproduksi Vaksin Merah Putih sehingga kami hanya menggunakan 50% dari kapasitas pabrik yang ada," tutur Sudirman, dalam keterangannya, dikutip Selasa (12/10/2021).

ADVERTISEMENT

Dalam memproduksi vaksin PT. Biotis dan PT. Jakarta Biopharmaceutical Industry (JBIO) berhasil melakukan kesepakatan dengan Anhui Zhifei Loncom Biopharmaceutical Co., Ltd., salah satu perusahaan Vaksin terbesar di China yang menjadi sponsor pengembangan Vaksin COVID-19 Zifivax.

Menurut Sudirman, Anhui Zhifei Loncom akan memberikan pengalaman berharga dalam bentuk asistensi langsung pada proses produksi dan quality control kepada Biotis/JBIO selaku pemain baru di industri vaksin.

"Kerjasama ini juga akan menggunakan tenaga kerja putra-putri Indonesia. Dengan diproduksi di Indonesia dan oleh anak-anak Indonesia, diharapkan akan memberikan banyak keuntungan bagi masa depan industri farmasi, karena selain membuka kesempatan kerja baru juga dapat meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)," lanjutnya.

Direktur Utama JBIO Mahendra Suhardono mengatakan kerjasama antara PT. Biotis/JBIO dan Anhui Zhifei akan berdampak besar terhadap pengembangan industri farmasi di Indonesia. Anhui Zhifei memberikan komitmen untuk melakukan transtech (transfer teknologi) kepada Biotis dan JBIO secara bertahap mulai dari upstream hingga downstream.

Untuk tahap pertama, Anhui akan memberikan bahan baku vaksin COVID-19 (bulk vaccine). Itu akan dikirim dari China untuk diproduksi di pabrik PT. Biotis menjadi produk jadi.

Mahendra, mengatakan kerjasama Anhui dengan Biotis akan berlangsung sampai dengan tahun 2022. Atau sampai pabrik vaksin JBIO, yang saat ini dibangun di Serang, Banten, dapat beroperasi. Diperkirakan rampung pada akhir tahun 2022 yang akan datang.

Kemudian, Komisaris Utama PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia Osbal Rumahorbo mengatakan kerjasama dengan perusahaan luar negeri untuk vaksin COVID-19 dilakukan untuk memenuhi dan mendorong kebutuhan vaksin di RI. Keterlibatan swasta dalam industri farmasi juga harus terus didorong.

"Apalagi kalau disinergikan dengan Perguruan Tinggi di Indonesia. Banyak hasil penelitian dari para peneliti kita di Perguruan Tinggi yang bagus namun hanya sedikit yang berhasil di hilirisasi, karena terbatasnya investor dalam negeri yang masuk ke sektor yang industri yang kategori high risk dan long investment," papar Osbal.

Simak juga video 'Vaksin Zifivax asal China yang Dapat Label Halal MUI':

[Gambas:Video 20detik]



Lanjut ke halaman berikutnya



Lanjut Osbal, dia mengapresiasi langkah Pemerintah RI melalui BPOM RI yang telah mendukung sektor swasta untuk terlibat dalam pengembangan vaksin di RI. Adanya kemudahan dalam perizinan yang disertasi dengan pendampingan ke industri sehingga kualitas produksi tetap terjaga sesuai protokol dan validasi.

"Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan industri farmasi ke depan bukan lagi hanya tanggung jawab pemerintah dan BUMN, tetapi juga sektor swasta," tutupnya.

Sebagai informasi, vaksin Zifivax telah mendapatkan Izin Penggunaan Darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin COVID-19 Zifivax ini dikembangkan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical asal China.

Diketahui, vaksin ini memiliki dampak perlindungan terhadap varian Corona Alpha, Gamma, Delta, dan Kappa.

"Vaksin menunjukkan efikasi terhadap varian Sars-COV-2 terhadap varian Alpha 92,93 persen, terhadap varian Gamma 100 persen, Delta 77,47 persen, dan Kappa 90 persen," terang Kepala BPOM, Penny K Lukito dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/20/2021).

Ia menjelaskan, vaksin Zifivax memiliki efikasi sebesar 81,7 persen terhitung dalam 7 hari setelah pemberian vaksin dosis lengkap. Dosis lengkap vaksin Zifivax diberikan sebanyak 3 kali dengan interval 1 bulan.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada dukungan yang diberikan Tim Komite Nasional penilaian khusus vaksin Corona Virus Disease dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization dalam melakukan evaluasi terhadap data-data hasil uji klinik dan data mutu yang sudah diberikan," pungkasnya.


Hide Ads