Vaksin Zifivax mulai diproduksi di Indonesia mulai awal November 2021. Produksi vaksin tersebut atas kerjasama dua perusahaan swasta PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia (Biotis) dan PT. Jakarta Biopharmaceutical Industry (JBIO).
Produksi vaksin Zifivax akan dilakukan di pabrik perusahaan swasta nasional PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia (Biotis) yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
PT Biotis sendiri telah mendapatkan izin cara produksi obat yang benar (CPOB) fill and finished produk vaksin COVID-19 dari BPOM RI pada tanggal 18 Agustus 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Direktur Utama PT. Biotis, FX Sudirman kapasitas produksi pabrik PT. Biotis untuk fill and finished mampu menghasilkan 20 juta dosis vaksin per bulan. Vaksin Zifivax akan diproduksi di pabrik Biotis sebanyak 10 juta dosis per bulan dan sampai akhir tahun 2021 minimal sebanyak 20 juta dosis.
"Sebenarnya pabrik kami mampu memproduksi vaksin Covid-19 dalam bentuk fill and finished sebanyak 20 juta per bulan, namun kami dalam waktu dekat juga merencanakan untuk memproduksi Vaksin Merah Putih sehingga kami hanya menggunakan 50% dari kapasitas pabrik yang ada," tutur Sudirman, dalam keterangannya, dikutip Selasa (12/10/2021).
Dalam memproduksi vaksin PT. Biotis dan PT. Jakarta Biopharmaceutical Industry (JBIO) berhasil melakukan kesepakatan dengan Anhui Zhifei Loncom Biopharmaceutical Co., Ltd., salah satu perusahaan Vaksin terbesar di China yang menjadi sponsor pengembangan Vaksin COVID-19 Zifivax.
Menurut Sudirman, Anhui Zhifei Loncom akan memberikan pengalaman berharga dalam bentuk asistensi langsung pada proses produksi dan quality control kepada Biotis/JBIO selaku pemain baru di industri vaksin.
"Kerjasama ini juga akan menggunakan tenaga kerja putra-putri Indonesia. Dengan diproduksi di Indonesia dan oleh anak-anak Indonesia, diharapkan akan memberikan banyak keuntungan bagi masa depan industri farmasi, karena selain membuka kesempatan kerja baru juga dapat meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)," lanjutnya.
Direktur Utama JBIO Mahendra Suhardono mengatakan kerjasama antara PT. Biotis/JBIO dan Anhui Zhifei akan berdampak besar terhadap pengembangan industri farmasi di Indonesia. Anhui Zhifei memberikan komitmen untuk melakukan transtech (transfer teknologi) kepada Biotis dan JBIO secara bertahap mulai dari upstream hingga downstream.
Untuk tahap pertama, Anhui akan memberikan bahan baku vaksin COVID-19 (bulk vaccine). Itu akan dikirim dari China untuk diproduksi di pabrik PT. Biotis menjadi produk jadi.
Mahendra, mengatakan kerjasama Anhui dengan Biotis akan berlangsung sampai dengan tahun 2022. Atau sampai pabrik vaksin JBIO, yang saat ini dibangun di Serang, Banten, dapat beroperasi. Diperkirakan rampung pada akhir tahun 2022 yang akan datang.
Kemudian, Komisaris Utama PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia Osbal Rumahorbo mengatakan kerjasama dengan perusahaan luar negeri untuk vaksin COVID-19 dilakukan untuk memenuhi dan mendorong kebutuhan vaksin di RI. Keterlibatan swasta dalam industri farmasi juga harus terus didorong.
"Apalagi kalau disinergikan dengan Perguruan Tinggi di Indonesia. Banyak hasil penelitian dari para peneliti kita di Perguruan Tinggi yang bagus namun hanya sedikit yang berhasil di hilirisasi, karena terbatasnya investor dalam negeri yang masuk ke sektor yang industri yang kategori high risk dan long investment," papar Osbal.
Simak juga video 'Vaksin Zifivax asal China yang Dapat Label Halal MUI':
Lanjut ke halaman berikutnya