RI Genjot Mobil Listrik Gantikan yang Bensin, Infrastrukturnya Siap?

RI Genjot Mobil Listrik Gantikan yang Bensin, Infrastrukturnya Siap?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 18 Okt 2021 13:19 WIB
Ilustrasi mobil listrik
Foto: Getty Images/iStockphoto/Tramino
Jakarta -

Mulai tahun 2040 Indonesia bakal mulai meninggalkan mobil berbahan bakar bensin. Rincinya, di tahun 2040 motor berbahan bensin bakal berhenti dijual, dan mobil mengikuti di tahun 2050.

Di sisi lain, dengan berhentinya peredaran kendaraan berbahan bakar bensin, pemerintah akan menggenjot penggunaan kendaraan listrik. Target besarnya, di 2030 Indonesia punya mobil listrik sebanyak 2 jutaan dan motor 13 juta unit.

Sejauh ini, dukungan infrastruktur pun mulai disiapkan untuk kendaraan listrik. Salah satunya adalah penyiapan stasiun pengisian dayanya.

Sejauh ini ada dua jenis tempat isi daya kendaraan listrik yang digunakan di Indonesia, yaitu Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam catatan detikcom, sejauh ini sudah ada 187 SPKLU yang tersebar di 155 lokasi yang ada di seluruh Indonesia. Fasilitas ini tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Bali, hingga Sulawesi.

Dalam keterangan Kementerian ESDM, rincian sebaran SPKLU berada di DKI Jakarta mencapai 83 unit yang tersebar di 63 lokasi. Kemudian Jawa Tengah dan DIY sebanyak 18 unit yang tersebar di 16 lokasi.

ADVERTISEMENT

Lalu di Jawa Barat mencapai 29 unit SPKLU yang tersebar di 29 lokasi, Banten mencapai 15 unit di 12 lokasi. Ada pula di Jawa Timur, Bali dan NTB sebanyak 29 unit yang tersebar di 23 lokasi, Sumatera mencapai 7 unit di 7 lokasi, dan Sulawesi mencapai 6 unit di 5 lokasi.

Dirjen Ketenagalistrikan Rida Mulyana mengatakan akan ada 31 ribu lebih stasiun pengisian kendaraan listrik umum alias SPKLU yang bakal dibangun dari sekarang hingga tahun 2030. Hal itu akan mendukung target belasan juta kendaraan listrik di 2030.

"Pemerintah menargetkan pembangunan SPKLU hingga 31.859 unit di 2030," ungkap Rida dalam webinar infrastruktur SPKLU Kementerian ESDM, Selasa (21/9/2021).

Lanjut ke halaman berikutnya

Selain SPKLU, saat ini juga sudah ada 153 unit SPBKLU yang tersebar di 86 lokasi. Stasiun tukar ini kebanyakan baru berada di sekitar ibu kota saja, lokasinya masih hanya tersebar di Jakarta dan Tangerang saja.

Berapa sih tarif isi dayanya? Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari menjelaskan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2020, tarif pembelian listrik di tingkat badan usaha penyedia jasa SPKLU cuma Rp 714,07 per kWh. Bentuknya listrik curah.

Lalu, untuk tarif pengisian daya listrik di Indonesia diatur sebesar Rp 2.475 per kWh. Tarif ini adalah tarif paling tinggi yang bisa digunakan oleh para penyedia SPKLU.

"Tarif SPKLU ditetapkan menggunakan tarif tenaga listrik layanan khusus. Tarifnya dikalikan N, nilai N itu 1,52. Jadi, badan usaha dapat menjual paling tinggi Rp 2.475 per kWh," ungkap Ida dalam acara yang sama dengan Rida.

Sementara itu, PT PLN (Persero) selaku penyedia listrik pernah mengklaim saat ini pasokan listrik di Indonesia aman digunakan untuk memenuhi kebutuhan lonjakan kendaraan listrik.

Executive Vice President of Engineering and Technology PLN Zainal Arifin mengatakan, Indonesia saat ini memiliki kapasitas listrik sekitar 67 giga watt. Cadangan listrik pun cukup besar mencapai 21 GW.

Dia mengatakan, jika dalam waktu dekat ada 1 juta mobil listrik di Indonesia, pihaknya akan melakukan perhitungan ulang kebutuhan listrik. Dia bilang, dengan 1 juta mobil listrik, maka permintaan listriknya sekitar 2,5 hingga 3 GW.

"Jadi 1 juta, kebutuhan listriknya sekitar 2,5 hingga 3 GW. Sementara itu reserve margin kita sekitar 20 GW. Saya bisa bilang jangan khawatir soal suplai listrik, karena kita punya lebih dari cukup untuk itu," ujar Zainal dalam webinar ITS Indonesia, Kamis (1/4/2021).



Simak Video "Video: Hankook Sebut Pertumbuhan Kendaraan Listrik di Indonesia Maju Pesat"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads