Direktur Utama PLN Zuklifli Zaini mengungkapkan, untuk mengakselerasi ekosistem mobil listrik dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak. Zulkifli pun melihat masyarakat membutuhkan kebijakan yang lebih menarik untuk membeli mobil listrik dibandingkan membeli mobil fosil, sehingga dapat dinikmati masyarakat lebih luas.
"Kami kemukakan di sini bahwa terima kasih pemerintah telah menghapuskan PPnBM mobil listrik, tapi ada dua pajak yaitu PPn dan PPh yang dinikmati oleh mobil fosil namun belum dinikmati mobil listrik. Kami yakin dan berharap kebijakan pemerintah untuk dapat melakukan penghapusan dari PPn dan PPh tersebut sesuai yang dinikmati mobil fosil," ungkapnya.
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengatakan, untuk meningkatkan nilai tambah nikel menjadi baterai yang akan digunakan kendaraan listrik dibutuhkan investasi besar dan sejumlah perusahaan pun telah menyatakan mintanya untuk membangun industri kendaraan listrik di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak pelaku otomotif mengembangkan investasi di kita, kalau kita lihat Hyundai kurang lebih Rp 20 triliun, ke depan Toyota juga akan berencana hingga 2032 Rp 28 triliun dan Honda sekitar Rp 74 triliun. Tadi LG sudah disebut sekitar Rp 104 triliun, jadi kalau lihat dari ekosistem memang sebenarnya cukup mendukung dengan investor-investor," tuturnya.
Untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat, meski Indonesia memiliki 20 persen cadangan nikel di dunia dan saat ini sejumlah fasilitas seperti pengisian daya sudah disediakan PLN.
Menurut Tauhid, pemerintah harus membuat kebijakan yang lebih kuat untuk menetapkan insentif yang lebih menggiurkan, sehingga investor lebih tertarik membangun industri kendaraan listrik di Indonesia.
"Memang kita lihat dalam waktu dekat kita sebenarnya sudah punya dukungan investasi ini ada beberapa paket insentif, tapi memang terkait regulasi berkaitan insetif yang diberikan pemerintah PP masih dirasakan kurang," imbuhnya.
(fdl/fdl)